Pada November, Filipina membatalkan misi pasokan di atol setelah tiga kapal penjaga pantai China menutup jalur dan menggunakan meriam air di kapal pasokan.
China mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan dan terus menegaskan kehadirannya di jalur air strategis itu, meskipun keputusan arbitrase pada tahun 2016 membatalkan klaim Beijing.
Protes yang dilayangkan Filipina menegaskan tantangan ke depan bagi presiden terpilih Ferdinand Marcos Jr, yang akan memiliki tindakan penyeimbangan yang rumit dalam memperkuat hubungan ekonomi dengan China, sementara di sisi lain tidak tampak menyerah atas apa yang dilihat militer sebagai provokasi Beijing yang melanggar hukum di laut.
Sumber: jpnn.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid