Kontroversial! Ini Isi Pidato Remaja Nepal Yang Sulut Amarah Gen Z Hingga Turun ke Jalan

- Sabtu, 13 September 2025 | 21:30 WIB
Kontroversial! Ini Isi Pidato Remaja Nepal Yang Sulut Amarah Gen Z Hingga Turun ke Jalan




POLHUKAM.ID - Sebuah suara lantang dari seorang remaja tiba-tiba membakar amarah Generasi Z (Gen Z) Nepal


Bukan dari podium politik, melainkan dari sebuah pidato di acara sekolah yang kemudian viral di media sosial. 


Adalah Abiskar Raut, seorang pelajar sekolah menengah, yang pidatonya memicu gelombang demonstrasi besar-besaran di Nepal, menuntut perlawanan terhadap korupsi dan ketidakadilan.


Video pidato Raut, yang direkam pada Maret, menjadi viral pada akhir Agustus. 


Dalam rekaman itu, ia dengan penuh semangat menyerukan pembangunan Nepal yang baru, bebas dari belenggu pemerintahan korup yang dianggapnya tak mampu menyejahterakan rakyat. 


Pidato ini bagai sulutan api yang membakar bara di hati para pemuda Nepal.


Ketika Kata Berubah Menjadi Aksi


Tak butuh waktu lama, pidato inspiratif itu berubah menjadi gelombang aksi nyata. 


Demonstrasi besar meledak, menuntut perubahan dan mengecam pemerintahan otoriter serta sensor yang dinilai membungkam suara rakyat. 


Namun, respons pemerintah sangat brutal. Aparat menanggapi unjuk rasa dengan kekerasan yang tak terbayangkan.


Laporan yang beredar di media sosial menyebutkan polisi menembakkan gas air mata, peluru karet, hingga peluru sungguhan


Tragisnya, 21 orang tewas di awal-awal demonstrasi, mayoritas akibat tindakan keras kepolisian.


Kematian ini bukan meredam amarah, justru semakin mengobarkan semangat perlawanan. 


Mereka menuntut Perdana Menteri (PM) Khadga Prasad Sharma Oli mundur dari jabatannya. 


Tekanan publik yang masif akhirnya berhasil: Sharma meletakkan jabatannya.


Misi Mulia di Balik Pidato


Isi pidato Abiskar Raut memang bukan sekadar kata-kata manis. Ia menyuarakan jeritan hati jutaan rakyat.


"Hari ini saya berdiri di sini. Berdiri di sini dengan impian membangun Nepal yang baru, dengan api harapan dan semangat yang membara dalam diri saya," ujar Raut.


Ia mengkritik keras kondisi bangsanya yang terbelenggu pengangguran dan permainan partai politik yang egois. 


Korupsi, kata Raut, adalah 'jaring yang memadamkan cahaya masa depan kami'. Pidato itu juga mengandung pesan yang kuat:


"Kalau bukan kalian yang bersuara, siapa lagi? Kalau bukan kalian yang membangun bangsa ini, siapa lagi?"


Raut mengakhiri pidatonya dengan pesan patriotik. Mengutip mendiang Raja Birendra, ia mengingatkan para pemuda bahwa Nepal adalah milik mereka dan masa depan ada di tangan mereka. 


Pidato seorang remaja ini telah membuktikan satu hal: suara yang tulus dan jujur, seberapa pun kecilnya, bisa menjadi pemicu revolusi besar.


Berikut isi pidato remaja Nepal yang viral saat demonstrasi di negara itu membara, dikutip NDTV:


Hari ini saya berdiri di sini. Berdiri di sini dengan impian membangun Nepal yang baru, dengan api harapan dan semangat yang membara dalam diri saya.


Namun, hati saya terasa berat karena impian ini tampaknya mulai sirna. Bangkit dan bersinarlah, masa depan kekaisaran yang akan datang ini.


Nepal, ibu pertiwi kami, negara ini telah melahirkan dan membesarkan kami. Tapi apa yang dimintanya sebagai balasan? Hanya kejujuran, kerja keras, dan kontribusi kami.


Tapi apa yang kami lakukan? Kami terbelenggu oleh rantai pengangguran, melihat peluang yang luas. Kami terjebak permainan partai politik yang egois. Korupsi telah tumbuh subur dalam jaring yang memadamkan cahaya masa depan kami.


Kalau bukan kalian yang bersuara, siapa lagi? Kalau bukan kalian yang membangun bangsa ini, siapa lagi? Kami adalah api yang akan membakar habis kegelapan. Kami adalah badai yang akan menyapu bersih ketidakadilan dan membawa kemakmuran.


Para pejuang telah menumpahkan darah mereka untuk memberi kita bangsa ini. Kita tak bisa diam, kita tak boleh kehilangan. Kita adalah apinya: kita akan membakar setiap keputusasaan.


Sekarang, sekarang saatnya. Apakah kita akan mengubah nasib bangsa ini atau membiarkan tetap terbelenggu?


Raja Birendra pernah mengatakan, sekalipun aku mati, negaraku akan tetap hidup. Seluruh anak-anak muda, simpan pesan ini di dalam hatimu.


Nepal milik kita dan masa depan ada di tangan kita.


👇👇



Sumber: Inilah

Komentar