"Dan, pakta AUKUS serta bergabungnya Quad memperburuk keadaan karena dapat memprovokasi China dan mengacaukan kawasan," kata Made.
Sejarah tidak membantu.
"Elite militer Indonesia tidak melupakan 'intervensi' Australia di Timor Timur pada 1999," katanya mengacu pada serangan Indonesia di Timor Timur setelah pemilihannya untuk kemerdekaan.
“Militer Indonesia tidak dapat menghilangkan persepsi bahwa militer Australia telah melakukan intervensi ke wilayah Indonesia” dan memaksa angkatan bersenjata Indonesia untuk mundur, tambahnya.
Bagi orang Indonesia, tidak masalah bahwa Australia telah bertindak atas perintah AS.
Menyusul pengumuman AUKUS, pengamat politik termasuk mantan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd menyatakan keprihatinan bahwa hubungan Australia-Indonesia telah jatuh di pinggir jalan karena pakta keamanan lebih fokus pada pengelolaan hubungan Canberra yang berantakan dengan Beijing.
Australia memilih untuk menjadikan Indonesia sebagai pitstop tingkat menteri pertama setelah pemilihan, tetapi banyak orang di Indonesia tidak akan berpikir bahwa Australia layak mendapat perhatian yang sama, Tim Lindsey dan Tim Mann dari Center for Indonesian Law, Islam and Society di The University of Melbourne mengatakan dalam sebuah opini di Percakapan.
"Mereka melihat (Australia) sebagai mitra perdagangan dan investasi berperingkat rendah yang lebih fokus pada Amerika Serikat dan Inggris daripada Asia Tenggara," kata mereka.
Sumber: amp.suara.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid