Dalam pertemuan tahunan World Economic Forum di Davos pada akhir Mei lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia mengatakan bahwa harga mi akan naik. Dia mengungkapkan keprihatinan dalam konteks ketidakamanan pasokan gandum global yang berasal dari krisis Ukraina, dan mungkin memikirkan Indomie.
Pasalnya, dikutip dari Nikkei Asia, harga pangan sedang naik. Gandum, yang digunakan untuk mi Indomie, dijual seharga 11.600 rupiah (79 sen dengan kurs saat ini) per kg pada 8 Juni, naik 13 persen pada tahun itu.
Sementara itu, mi instan dianggap merupakan makanan nasional di Indonesia sebab berbagai kalangan dari mulai keluarga, pekerja, hingga anak kos menyukainya. Permintaan mi instan Indonesia mencapai 13,27 miliar porsi pada tahun 2021, kedua setelah 43,99 miliar porsi China daratan, termasuk Hong Kong, menurut Asosiasi Mi Instan Dunia.
Indonesia berada di atas China dalam konsumsi per kapita, mencatat sekitar 50 porsi per tahun. Sebagian besar mi yang dikonsumsi di sini dianggap sebagai jenis instan dari Indofood, termasuk paket Indomie, dan harganya terkait langsung dengan mata pencaharian masyarakat.
Indomie yang menawarkan berbagai macam rasa dan harga yang terjangkau berhasil merebut hati dan perut masyarakat.
Mi Indomie dijual rata-rata sekitar 2.800 rupiah di toko-toko, harga yang terjangkau di negara dengan upah bulanan rata-rata setara dengan sekitar 200 dolar AS.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid