Senada dengan pernyataan tersebut, Piter Abdullah, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, juga memandang bank yang tidak punya ekosistem digital bakal kalah bersaing ke depan. Menurutnya, ekosistem digital itu adalah syarat utama bagi bank digital bisa bersaing.
Satu hal yang menjadi ciri khas dari bank digital adalah integrasi dengan layanan digital lainnya. Berbagai bank digital telah memposisikan dirinya menjadi mitra finansial bagi berbagai aplikasi.
Untuk bisa terhubung, maka konsep Open Banking banyak diberlakukan. Mekanisme ini memungkinkan layanan bank untuk terhubung ke mitra melalui sambungan API yang aman di backend aplikasi. Sehingga dari sisi end-user, mereka bisa mendapatkan pengalaman layanan finansial yang disuguhkan tanpa harus berpindah aplikasi.
Dalam memudahkan proses integrasi yang terjadi, pengembang layanan Open Finance pun hadir. Finanter adalah pengembang platform Open Finance terdepan di Asia Tenggara, dengan misi untuk menghadirkan layanan infrastruktur yang relevan bagi pengembang layanan digital agar bisa menghadirkan produk-produk keuangan yang relevan bagi pelanggannya secara efektif dan efisien.
Melalui produk yang dimilikinya, Finantier dapat menghubungkan penyedia layanan keuangan seperti banking dan fintech untuk dapat terintegrasi pada berbagai mitra dan penyedia platform digital melalui Open Finance API. Saat ini, Finantier memiliki 4 produk yang siap menjembatani bank digital dengan layanan Open Finance API yakni Credit Scoring, Income and Identity Verification, Account Aggregation, dan Recurring Payments. Keempatnya sudah tentu memiliki fungsi dan keunggulan masing-masing untuk membantu operasional bank digital.
Misalnya saja, pada produk Credit Scoring, Finantier melalui sambungan API pada backend layanan keuangan, akan membantu proses penilaian kemampuan kredit calon pengguna. Dengan open finance, data yang diambil—dengan izin pengguna, akan berasal dari berbagai platform keuangan milik konsumen. Sehingga pada proses pengajuan kredit, penilaian yang diberikan akan lebih akurat.
Selain itu, melalui produk Income and Identity Verification, penyedia layanan keuangan digital juga dapat memanfaatkan salah satu fiturnya seperti e-KYC sebagai proses identifikasi calon nasabah. Hal ini tentu akan mengurangi risiko adanya fraud pada proses verifikasi.
Sumber: m.jpnn.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid