Meskipun sebagian operator gudang di dunia akan menggelar AMR untuk pengambilan person-to-good (P2G), pergerakan bahan dan gerakan inventori secara otomatis, akan lebih banyak yang berinvestasi dalam software yang membantu mengotomatisasi analitis dan pengambilan keputusan. Di Asia Pasifik, 95% dari pembuat keputusan mengindikasikan bersedia untuk berinvestasi di software tersebut dalam upaya untuk meningkatkan efektifitas dan efisisensi karyawan, dan mengurangi biaya kerja, sedikit melebihi rata-rata global (94%).
“Saat ini waktu rata-rata untuk melatih pekerja hingga mencapai produktivitas penuh adalah 4,7 minggu,” kata Eric Ananda, Country Manager Indonesia, Zebra Technologies. “Dengan demikian, 51% dari pembuat keputusan di dunia dan 56% di Asia Pasifik merasa inisiatif karyawan yang paling penting adalah mengurangi tugas yang tidak penting sehingga mereka bisa berfokus pada tugas yang lebih terpusat pada konsumen dan memanfaatkan karyawan dengan lebih efisien. Dengan berinvestasi pada teknologi gudang yang tepat seperti Printable indicators, Ultra-Rugged UHF RFID Sleds RFD90, RFID Reader FX9600, UHF RFID Sleds RFD40, Ultra-Rugged Barcode Scanners DS3600-ER/KD, Windows Rugged Tablet L10ax, enterprise tablet ET40, Mobile Computer TC53, TC15 dan Android Wearable Computer WS50, para pembuat keputusan akan lebih mudah untuk meningkatkan operasional gudang dan mengikuti ekonomi permintaan.”
Pandangan Teknologi Lima Tahun untuk Operasional Gudang
Di dunia, 85% pembuat keputusan mengatakan mereka sudah mengimplementasikan mobilitas sehingga pekerja garis depan bisa melacak setiap jejak inventory yang mereka buat, dan sebagian besar mengatakan mereka mengoptimalkan penggunaan perangkat mereka agar sesuai dengan tugas, keamanan dan ergonomis. Namun, staf gudang (84%) dan pembuat keputusan (79%) khawatir bahwa mereka tidak akan memenuhi target bisnis mereka, kecuali ada investasi teknologi yang lebih besar untuk meningkatkan operasional, dengan karyawan di sektor transportasi (92%) dan logistik (88%) yang paling merasakan kebutuhan akan hal ini.
Hasilnya, lebih dari 6 dari 10 pembuat keputusan mengatakan mereka akan berinvestasi dalam teknologi untuk meningkatkan visibilitas inventory dan aset dalam gudang mereka dan visibilitas di seluruh rantai pasokan dalam lima tahun mendatang.
9 dari 10 operator berharap penggunaan teknologi berbasis sensor seperti radio frequency identification (RFID), computer vision, fixed industrial scanning, dan machine vision systems jadi semakin lazim dalam lima tahun mendatang.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid