Dalam artikel itu, tawaran Washington disebut hanya plot untuk meredakan kritik internasional atas kebijakan permusuhannya terhadap Korut.
Kementerian juga menyebut bahwa AS 'tidak tulus' dalam menawarkan bantuan kemanusiaan. Korut pun merujuk pada latihan gabungan militer AS-Korsel baru-baru ini, dan langkah Washington untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi.
Menurut kementerian itu, AS sendiri telah gagal dalam menangani krisis Covid-19 di negaranya. Karenanya, kata kementerian, AS harus membatalkan tawaran 'bodohnya', dan mengurus situasinya sendiri di dalam negeri.
Washington dan Seoul memang telah menawarkan untuk memberikan dukungan kemanusiaan untuk Korut, seperti vaksin Covid-19 dan pasokan medis. Tawaran ini datang usai negara miskin itu untuk pertama kalinya melaporkan wabah Covid-19 pada akhir April. Namun, sejauh ini, tawaran tersebut tidak ditanggapi, dan pada akhirnya justru dikritisi oleh Pyongyang.
Korut telah berupaya memerangi wabah pertama infeksi Covid-19 di negaranya. Pada Mei, negara itu menyatakan keadaan darurat, sebuah langkah mengejutkan usai Korut memberlakukan pembatasan ketat selama bertahun-tahun untuk mencegah virus memasuki negara itu.
Sebelum itu, Kim juga sempat mengumumkan keadaan darurat, di mana pada Juli 2020, Kim sampai memberlakukan penguncian selama tiga minggu di kota Kaesong, dekat perbatasan antar-Korea.
Langkah ini datang menyusul laporan bahwa ada seorang pembelot pria yang kembali ke Korut, dengan tanda-tanda gejala Covid-19. Dikatakan pria itu ke Korsel pada 2017.
Beberapa waktu lalu, Pyongyang mengeklaim bahwa gelombang Covid-19 di negaranya telah menunjukkan tanda-tanda mereda. Namun, para ahli menduga negara itu memberikan laporan yang kurang, dan angka-angka yang dirilis melalui media telah dikendalikan oleh pemerintah.
Pada Jumat, Korut melaporkan 4.570 kasus tambahan demam, menjadikan jumlah total pasien demam yang tercatat sejak akhir April mencapai 4,74 juta.
Pyongyang setiap hari mengumumkan jumlah pasien demam tanpa menyebut mereka sebagai pasien Covid-19. Analis menyebut bahwa Korut tampaknya kekurangan alat tes untuk menguji penyakit tersebut.
Sumber: akurat.co
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid