Partisipasi jarak jauh Putin yang potensial di KTT dapat memecahkan masalah diplomatik bagi negara tuan rumah Indonesia, yang telah berada di bawah tekanan Barat untuk mengusir Moskow dari pertemuan 20 ekonomi terbesar dunia, dengan Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin Kelompok Tujuh lainnya sebelumnya menyatakan mereka tidak akan hadir kecuali jika Putin dikecualikan.
Artikel berjudul "Following Indonesia’s Diplomatic Blitz, Western Leaders Say They’ll Attend G-20 Bali Summit" atau Setelah Serangan Diplomatik Indonesia, Para Pemimpin Barat Mengatakan Mereka Akan Menghadiri KTT G20 Bali.
Terkait kehadiran dalam KTT G20 di Bali, Zelenskyy menjawab, "(saya) akan menghadiri KTT, tergantung pada status invasi Rusia dan 'komposisi peserta dalam acara tersebut.'"
Jakarta mengumumkan pada bulan April bahwa mereka telah mengundang Rusia, anggota G20. Sejak itu berusaha untuk menjembatani kesenjangan antara upaya Barat untuk mengisolasi Putin di berbagai forum global sebagai hukuman atas invasi Ukraina, dan kepentingan anggota kekuatan menengah, termasuk India, Brasil, Afrika Selatan, Meksiko dan Arab Saudi, yang ingin agenda KTT berpusat pada pemulihan pascapandemi.
Laporan yang sama disampaikan AFP terkait kemungkinan Zelenskyy datang ke acara KTT G20 di Bali. Media Prancis mengangkat judul "Zelensky says will attend G20 depending on other 'participants'".
Menurut Zelenskyy, kedatangannya ke Bali akan terkait siapa yang datang ke acara tersebut. Ia diyakini merujuk Putin sebagai tamu yang dimaksud.
Dalam ranah yang lebih luas, KTT G20 diharapkan banyak pihak menjadi ajang perdamaian dan penyelesaian sejumlah masalah di dunia. Jokowi, sebagai juru damai, akankah melanjutkan sejumlah kunjungan ke para pemimpin dunia?
Sumber: suara.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid