Sebuah pernyataan Kementerian Pertahanan Vietnam tentang kunjungan Singh mengatakan, kedua belah pihak berbagi pandangan mereka tentang pentingnya menjaga perdamaian, stabilitas, keamanan maritim dan penerbangan, keselamatan dan kebebasan di Laut China Selatan, serta penyelesaian perselisihan melalui langkah-langkah damai. Hal itu sejalan dengan hukum internasional, termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982.
Pakar pertahanan dan urusan strategis, N.C. Bipindra, serta editor portal berita Defence Capital mengatakan baik India maupun Vietnam memandang kecenderungan ekspansionis China sebagai tantangan yang mendukung langkah mereka menuju kerja sama pertahanan yang lebih erat.
Mengenai perjanjian dukungan logistik Indo-Vietnam, yang serupa dengan yang telah dimiliki India dengan mitra termasuk Jepang dan AS, ia mengatakan perjanjian itu akan mempermudah pengaturan kunjungan kapal perang, pesawat militer, dan personel ke pantai masing-masing.
Perjanjian ini juga akan memastikan pengisian kembali makanan dan bahan bakar, persediaan cadangan dan toko senjata, serta perbaikan dan pemeliharaan.
“Pakta itu jelas meningkatkan kerja sama antara kedua negara dengan beberapa tingkat,” kata Bipindra.
Menurut Ha Hoang Hop, seorang rekan senior tamu di kelompok riset Singapura ISEAS-Yusof Ishak Institute, kerja sama pertahanan India-Vietnam menambah kemampuan untuk menjaga keamanan di kawasan dan akan membantu mencegah upaya China untuk mengubah status quo di China Selatan.
Akan tetapi ketidakpastian tetap ada. “Tidak jelas (apakah) India akan menjadi pemain keamanan di Laut China Selatan atau tidak dan sejauh mana India akan berkontribusi di kawasan Indo-Pasifik dengan fokus di Laut China Selatan,” kata Hop.
India telah mengambil langkah-langkah untuk lebih meningkatkan hubungan dengan negara-negara Asia Tenggara sejak Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa pada 2014, termasuk melalui peningkatan kunjungan bilateral dan keterlibatan militer.
“India melakukan latihan militer dengan Singapura, Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Filipina. Jadi banyak hal berkembang [dengan ASEAN],” kata Kondapalli dari JNU, sambil memperingatkan bahwa tindakan ‘kosmetik’ tidak akan cukup untuk menghalangi China.
“Itu memang memberikan semacam pengaruh bagi negara-negara ASEAN untuk memberi tahu China bahwa kita punya teman, tapi itu masih belum cukup,” katanya.
“Akhirnya Amerika yang harus datang untuk menyelamatkan mereka [karena] India tidak memiliki kekuatan seperti itu untuk menghentikan orang China di kawasan ASEAN,” ungkapnya.
Sumber: m.republika.co.id
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid