*lMusra untuk menjaring aspirasi rakyat di 34 provinsi. Salah satu agenda salam musyawarah itu adalah menjaring usulan nama Calon Presiden. Kalau itu tujuannya kena apa Presiden tidak mengundang Koalisi Parpolnya ( kalau masih utuh dan kompak ) sebagai bentuk yang syah mewakili rakyat dan didukung dengan aturan Presidential Threshold 20 % yang secara konstitusional akan menentukan Calon Presiden.
Sebagian rakyat spontan memunculkan memorinya rangkaian kejadian sebelumnya yang masing hidup sampai saat ini munculnya isu perpanjangan jabatan dan rekayasa jabatan Presiden 3 periode. Sekalipun Presiden juga berkali kali menolaknya. Gempuran kepada MK sangat keras dan masif, yang tetap menolak Gugatan Presidential Threshold ( PT ) O %.
Setiap ada agenda apakah Kongres, Munas, Musyawarah Nasional atau apapun namanya semua agendanya lazim sudah dipersiapkan sebelumnya, forum tidak lebih hanya sebagai legalisasi.
Musyawarah Rakyat Indonesia ( tidak salah ) hanya tidak lazim dilakukan oleh Presiden sekalipun terselubung inisiasi oleh relawan dan menafikan keberadaan Parpol yang justru memiliki legalitas konstitusional untuk menentukan Capres. Presiden terbaca akan tetap memaksakan keinginannya untuk tetap berkuasa.
Dugaan kuat ada kegelisahan Oligargi yang sedang galau dan resah setelah rentetan gagasan perpanjangan dan atau penambahan jabatan Presiden 3 periode, otomatis harus ada amandemen UUD 45, dan rezim yang tetap memback up Mak PT tetap 20 % mendapatkan perlawanan yang sangat keras dari rakyat dan bahkan datang dari beberapa pimpinan parpol.
Anomali politik sangat sering dilakukan oleh Presiden, apa yang dikatakan bisa ditebak akan ada kejadian sebaliknya.
Dugaan kuat Presiden dalam tekanan Oligarki, yang semestinya dengan jabatan yang tinggal beberapa bulan,
bagaimana turunkan harga harga kebutuhan rakyat dan mengahadapi krisis ekonomi yang sudah didepan mata. Beban hutang negara yang sangat besar dengan resiko kesulitan membayar hutang akan beresiko ke semua aspek kehidupan ekonomi, eksistensi dan harga diri bangsa dan negara sedang dipertaruhkan.
Keadaan negara bisa berubah dengan cepat, mengarah pada stabilitas dan keutuhan negara . Wajah demokrasi yang mengarah ke pola otoriter , korupsi dan kerusakan moral aparatur negara yang semakin tak terkendali. Semua membutuhkan konsentrasi di ahir masa jabatannya yang tinggal beberapa bulan.
Musyawarah Rakyat Indonesia bisa jadi hanya tes the water . Dampaknya hanya akan menimbulkan ketegangan politik baru yang semestinya dihindari oleh Presiden.
Alangkah bijaknya Presiden berjiwa negarawan dan berpikir mandiri mengikuti proses konstitusi yang sudah baku menjaga diri dan sekuat tenaga dan pikiran menghilangkan stigma masyarakat bahwa Presiden telah menjadi boneka Oligarki dan hanya larut pada kepentingan kelangsungan kuasa dan kekuasan Oligarki di negara ini yang mulai goyah dan telah menjadi musuh bersama rakyat.
Sumber: suaranasional.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid