Ia menyebutkan bahwa instansi tersebut memiliki berbagai cara dalam menghadapi kasus yang menyeret nama Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. Namun, berbagai cara tersebut tak jauh dari sebuah kebohongan.
“Habis kebohongan plan A, nanti ke plan B, ganti ke plan C. Plan A adalah tembak-menembak, plan B adalah pelecehan seksual atau kekerasan seksual, plan C adalah tabiat TKP-nya Jakarta Duren Tiga pindah ke Malang,” jelas Kamaruddin.
Baca Juga: Putri Candrawathi Jadi Tersangka, Isu Perselingkuhan Terbantahkan? Trus Apa yang Bikin Dia Berkomplot dengan Suaminya untuk Bunuh Yosua?
Tak hanya itu, Kamaruddin juga mengatakan bahwa isu LGBT dalam kasus tersebut merupakan bagian dari rencana, tetapi semuanya berhasil ia gagalkan.
“Kita gagalkan, ganti lagi katanya menghamiliki anak daripada tersangka,” ujarnya.
Dari sekian banyak kabar bohong yang terus-menerus berusaha disebarkan, Kamaruddin menegaskan bahwa hoaks tersebut tak lagi bisa dibiarkan.
Baca Juga: Hasil Lengkap Autopsi Jenazah Yosua, Ada 2 Luka Mematikan, Soal Luka Sayatan dan 'Luka LGBT' Akhirnya Terjawab!
Sebagai salah satu cara dalam menangkal hoaks, Kamaruddin berinisiatif dalam memberikan bantuan medis kepada Putri Candrawathi agar bisa segera diwawancarai.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid