Bukan karena Tak Dapat Rp 10 M dari Gusuran Proyek Tol Solo-Jogja, Ini yang Buat Kades Pepe Kecewa

- Minggu, 14 Mei 2023 | 08:30 WIB
Bukan karena Tak Dapat Rp 10 M dari Gusuran Proyek Tol Solo-Jogja, Ini yang Buat Kades Pepe Kecewa

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Bukan karena tak mendapatkan uang Rp 10 miliar dari gusuran proyek Tol Solo-Yogyakarta, Kades Pepe, Ngawen, Klaten, Siti Hibatun Yulaika mengakui ada hal lain yang membuatnya kecewa. 

Kekecewaan tersebut pun mendorong dirinya dan warga terdampak penggusuran Tol Solo-Jogja tetap bertahan dan mendirikan tenda di atas reruntuhan rumahnya yang digusur pada Rabu (10/5/2023). 

Bersama warga, dirinya menuntut uang ganti rugi serta tempat tinggal sementara yang dijanjikan Pemkab Klaten jauh sebelum penggusuran dilakukan.

Sebab, nilai ganti rugi yang diberikan kepadanya tak sesuai harapan.

Dirinya hanya menerima uang ganti rugi sebesar Rp 1 miliar.

Padahal, rumah mewah dua lantai miliknya ditaksir senilai Rp 10-Rp 15 miliar.

Baca juga: Resmi Masuk NU, Ustaz Hanan Attaki Diroasting KH Ahmad Anwar: Lulusan Al Azhar? Dulu Kok Tersesat

Baca juga: Panik usai Diperiksa Polisi,Bos Cabul PT IKEDA Minta Damai-Hubungi Pacar Alfi Damayanti Berkali-kali

Selain itu, tawaran tempat tinggal sementara yang dijanjikan oleh tim eksekusi lahan hanya sebatas janji.

Warga terdampak pembangunan Tol Solo-Jogja katanya belum memiliki tempat tinggal. 

Sehingga, mereka pun mendirikan tenda di atas reruntuhan rumah mereka.

"Ada yang tanya katanya sudah ada tawaran tempat tinggal, padahal tidak ada," ucapnya.

Menurut Siti, secara prinsip, dirinya mendukung proyek tol Solo-Yogyakarta tersebut.

Namun ia hanya meminta transparansi pengukuran nilai ganti rugi yang ditetapkan.

"Saya mendukung karena ini untuk kepentingan umum."

"Cuma hak kami ya dipenuhi,"  terangnya.

Pernyataan Siti merujuk keterangan Sekretaris Daerah Kabupaten Klaten, Jajang Prihono.

Jajang sebelumnya menyatakan Pemkab Klaten akan terus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak terkait terkait penyediaan tempat tinggal sementara bagi warga yang kena penggusuran.

"(Karena) sampai saat ini dari Diperwaskim (Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman) belum ditembusi," ucap Ajang dikutip dari Tribun Solo pada Senin (8/5/2023).

"Karena itu saya minta bu camat, Perwaskim bersama Satpol-PP segera cek bersama terkait lokasi untuk tempat tinggal sementara yang warga terdampak," jelasnya.

"Kalau pakai rusunawa (rumah susun sederhana sewa), pastikan ada tempat dan kelayakan untuk tempat tinggal," tegasnya. 

Harapannya Pupus Dapat Rp 10 M dari Gusuran Proyek Tol Solo-Jogja, Kades Pepe Kini Tinggal di Tenda

Rasa kecewa sekaligus kesedihan yang mendalam rupanya harus ditelan Siti Hibatun Yulaika dan warga terdampak penggusuran proyek Tol Solo-Jogja.

Bersama warga, Siti pun kini hanya bisa termenung meratapi reruntuhan puing rumahnya yang dibongkar paksa pada Rabu (10/5/2023).

Tak lagi memiliki rumah tinggal, perempuan berhijab itu dikabarkan kini tinggal bersama sejumlah warga yang terkena gusuran proyek tol Solo-Jogja.

Pemandangan pada Jumat (12/5/2023), warga mendirikan tenda karena mereka belum memiliki tempat tinggal.

Tampak tenda mereka berdiri di antara puing-puing rumah warga yang telah dieksekusi untuk proyek tol Solo-Yogyakarta tersebut.

Baca juga: Berharap Diganti Rp 10 Miliar, Kades Pepe Menangis Rumah Mewahnya Dibongkar-Dibayar Cuma Rp 1 Miliar

Baca juga: Mobil Dinas KONI Kota Tangerang Mampir ke Tempat Hiburan Malam, Saksi: Semua Mabuk, 3 Pria-2 LC

Melansir Tribun Jogja, sekitar pukul 09.00 WIB, terdapat enam tenda camping yang berdiri di atas tanah bekas rumah milik warga yang telah tergusur.

Tenda berukuran 1,5 x 1,5 meter tersebut berwarna biru, kuning, hingga oranye.

Di dekat tenda juga berdiri satu tiang lengkap dengan bendera merah putih di atasnya.

Tenda-tenda tersebut terpantau tak berpenghuni, hanya ada bantal dan selimut di dalamnya.

Di sekitar lokasi juga terlihat satu alat berat.

Alat berat ini sedang merobohkan bekas bangunan masjid yang juga terdampak proyek strategis nasional itu.

Kepala Desa Pepe, Siti Hibatun Yulaika mengatakan, dirinya juga ikut mendirikan tenda di atas puing-puing reruntuhan rumahnya.

Ia mengaku melakukan hal ini karena tak tahu akan tidur dimana.

"Semua mendirikan tenda karena kami sudah tidak punya rumah."

"Akhirnya ya mendirikan tenda," ujarnya saat ditemui Tribun Jogja di kantor desa.

Kades Pepe Menangis Rumah Mewahnya Dibongkar-Dibayar Cuma Rp 1 Miliar

Sebelumnya, tangis Kades Pepe, Ngawen, Klaten, Siti Hibatun Yulaika seketika pecah ketika alat berat mulai merobohkan rumah kesayangannya pada Rabu (10/5/2023).

Perempuan berhijab itu pun beristigfar lantaran kecewa rumah mewah dua lantai miliknya hanya diganti sebesar Rp 1 miliar.

Padahal, rumah kesayangannya itu ditaksir mencapai Rp 10 miliar hingga Rp 15 miliar.

"Rumah keluarga saya ya Allah, Astagfirullahaladzim," ujarnya sembari menangis.

Dalam tayangan Kompas TV, Siti yang menangis itu terlihat ditenangkan oleh seorang Polwan yang berada di lokasi.

Tak berselang lama, seorang suaminya memapah Siti yang masih menangis.

Meski mendapatkan penolakan, proses penggusuran terkait proyek tol solo-yogyakarta di Klaten, Jawa Tengah itu terus dilanjutkan.

Baca juga: Dicopot Ridwan Kamil karena Dugaan Pungli,Segini Harta Mantan Kepala BKPSDM Pangandaran Dani Hamdani

Baca juga: Husein Curhat Mundur dari ASN karena Pungli, Ridwan Kamil Langsung Copot Kepala BKPSDM Pangandaran

Dikutip dari Tribun Jogja, eksekusi 13 bidang tanah terdampak proyek jalan tol Yogyakarta-Solo di Desa Pepe, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dilaksanakan Rabu (10/5/2023).

Di desa tersebut terdapat tujuh bangunan rumah yang dieksekusi oleh tim eksekusi dari Pengadilan Negeri (PN) Klaten.

Satu rumah diantaranya merupakan rumah milik Kepala Desa Pepe, Siti Yulaikah.

Halaman:

Komentar

Artikel Terkait

Rekomendasi

JOKO Widodo alias Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobbby Nasution. Satu paket. Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. Di Pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen. Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya. Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya. Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai. Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat. Tak ada yang prediksi Airlangga Hartarto mundur mendadak dari ketum Golkar. Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar Pranowo dibuat seragam yaitu 16 persen di Pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi. Anda nggak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi izin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK 2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. Ini out of the box. Nggak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat. Mungkin anda nggak pernah berpikir mobil Esemka itu bodong. Anda juga nggak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan. Juga nggak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah out of the box. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapa pun. Ketika anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan. Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi. Ketika anda tulis Adili Jokowi di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan Adili Jokowi. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi? Teriakan Adili Jokowi kalah kuat gaungnya dengan teriakan Hidup Jokowi. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian. Semoga pemimpin zalim seperti Jokowi Allah hancurkan. inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak! Setidaknya hingga saat ini. Esok? Nggak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang. Kalau cuma 1.000 sampai 2.000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, nggak ngaruh. Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik. Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah! Massa mahasiswa, buruh dan aktivis saat ini belum menemukan isu bersama. Isu Adili Jokowi tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu. Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of the box. Tagar Adili Jokowi bisa leading. Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos Adili Jokowi. Demo Adili Jokowi lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya. Sampai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1.000-2.000 massa yang menuntutnya diadili. rmol.id *Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Terkini

Terpopuler