1.000 hari dipenjara otoritas China tanpa alasan jelas

- Minggu, 14 Mei 2023 | 19:00 WIB
1.000 hari dipenjara otoritas China tanpa alasan jelas

Meskipun Australia memiliki 5% penduduk yang berakar dari China, ketegangan dengan Beijing tetap besar.

Di tengah semua gesekan ini, kasus Cheng Lei telah menyita banyak perhatian.

Selama bertahun-tahun, perlakuan pemegang paspor asing keturunan China berbeda dengan warga asing lainnya dalam hal kasus penahanan di China: singkat kata, jauh lebih ketat.

Namun, jika pemerintah China beranggapan Australia tidak akan terlalu memperhatikan Cheng Lei karena ia keturunan China, ternyata tidak demikian.

Saat Cheng Lei ditangkap, anak-anaknya masih berusia sembilan dan 11 tahun. Keterpisahan anak dari ibunya selama ini, telah menjadi perhatian di Australia dan negara lainnya.

"Warga Australia yang berpikir adil - dari pebisnis sampai pemimpin politik, dan publik pada umumnya - tidak bisa menerima status quo," kata Nick Coyle.

Menteri luar negeri China berusaha untuk meredam kekhawatiran global terkait kasus ini.

Dalam sebuah konferensi pers rutin, Juru Bicara Menlu China, Wang Wenbin mengatakan: "Otoritas peradilan China telah menangani kasus ini sesuai dengan hukum, sepenuhnya melindungi hak-hak hukum Cheng Lei."

Tepat dua tahun penahanannya, Wang Wenbin mengatakan vonis akan dijatuhkan "pada waktunya". Namun, lebih dari setahun setelah persidangan rahasianya, masih belum ada "keputusan".

Mereka yang berurusan dengan tuduhan pelanggaran di China sudah hampir pasti akan kalah. Tingkat hukuman pengadilan yang dijatuhkan hampir mencapai 100%. Pengacara dan kelompok pendukung hanya bisa meminimalisir hukuman yang dijatuhkan dalam situasi seperti ini.

Kalau kasus ini terjadi pada warga asing, pemerintahan mereka akan berusaha untuk bernegosiasi dengan rekan-rekan mereka di China untuk mengamankan pembebasan warga negara mereka. Hal ini terkadang melibatkan kesepakatan timbal balik.

Pemerintah China ingin melihat kunjungan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese ke Beijing akhir tahun ini, untuk mencairkan hubungan yang tegang.

Kasus-kasus yang melibatkan Cheng Lei dan Yang Hengjun bisa digunakan sebagai alat tawar-menawar oleh pihak Australia untuk membuka jalan agar kunjungan ini dapat terlaksana.

Pemerintah Australia mengatakan telah mengangkat kasus warga negaranya itu di banyak kesempatan.

Akhir pekan lalu, saat berkunjung ke London untuk acara penobatan Raja Charles, Albanese berkata dalam wawancara televisi bahwa "posisi kami di China adalah untuk terlibat secara konstruktif, tapi terus mengedepankan hambatan perdagangan yang harus dihapuskan, untuk mengatakan langsung kepada Presiden Xi, warga Australia seperti Cheng Lei perlu diberikan peradilan yang layak, dan mereka tidak menerimanya."

Bahwa Albanese secara langsung menyebut nama Xi Jinping, tidak akan luput dari perhatian Beijing.

Sebagian besar karir Cheng Lei habis untuk membangun jembatan antara Australia dan China.

Jadi, bahwa kasusnya telah mendorong hubungan China dan Australia semakin jauh, bukanlah apa yang ia inginkan.

Dalam pesan yang terbatas darinya, melalui kunjungan diplomat Australia yang diizinkan setengah jam setiap bulan, satu hal yang tampaknya mendominasi: betapa dia merindukan anak-anaknya, dan betapa menyakitkan terpisah dari mereka.

Nick Coyle mengatakan anak-anaknya yang sekarang berusia 11 dan 14 tahun, berupaya untuk tetap hidup di Australia tanpa kehadiran ibunya, tapi "Demi Lei dan anak-anaknya, saya sangat berharap solusi untuk semua ini bisa segera ditemukan."

Sumber: bbc.com

Halaman:

Komentar

Terpopuler