Nyoman menambahkan, BEI akan mempertimbangkan untuk melakukan pencabutan suspensi saham jika Waskita telah menyelesaikan seluruh permasalahan yang menyebabkan suspensi.
"Bursa meminta kepada perseroan untuk menyampaikan keterbukaan informasi kepada publik mengenai upaya perbaikan yang sedang dan akan dilakukan perseroan, termasuk perkembangan terkini atas kondisi operasional, proses review MRA, dan rencana restrukturisasi utang," ujar Nyoman.
Dalam perkembangannya, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) juga menurunkan peringkat Obligasi Berkelanjutan (SR) IV Waskita Karya menjadi default atau idD dari sebelumnya idCCC. Penurunan pemeringkatan itu didasarkan pada kegagalan perusahaan membayar kupon obligasi yang jatuh tempo pada 6 Mei 2023.
Waskita terus berupaya melakukan restrukturisasi di tengah tingginya liabilitas yang mencapai lebih dari Rp 84 triliun. Sampai dengan periode kuartal pertama 2023, Waskita tercatat membukukan kerugian bersih senilai Rp 374,93 miliar dengan kerugian operasional mencapai Rp 111,46 miliar dan arus kas minus Rp 467,63 miliar.
Adapun, perusahaan tercatat membukukan pendapatan senilai Rp 2,73 triliun dengan ekuitas mencapai Rp 8,72 triliun. Bila dilihat dari kinerja harga sahamnya sejak awal tahun anjlok 43,89% dengan nilai kapitalisasi pasar senilai Rp 5,82 triliun.
Sumber: katadata.co.id
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid