Menurutnya kisah di video Viky adalah rekayasa, apalagi pamannya memang berprofesi sebagai pembuat konten dan ada di video itu.
Sementara itu Camat Ciputat, Mamad menjelaskan ayah Viky memang memiliki usaha ikan hias di kios depan rumahnya.
Usaha ikan hias tersebut berjalan lancar, sehingga Ayah�Viky�memberanikan diri untuk meminjam uang di bank.
"Tadinya dia kan jual ikan hias tuh, ada kios di depannya, terus kios yang disebelah di kontrakin," ucap�Mamad.
"Nah terus dia pinjem uang di bank buat tingkat rumahnya," imbuhnya.
Siapa sangka pandemi Covid-19 mendadak terjadi, usaha ikan hias milik ayah Viky akhirnya runtuh.
"Tadinya dia pikir usahanya bakal lancar, ternyata pas pandemi ikan hias kan enggak laku," ucap�Mamad.�
Baca juga: Pemkot Bogor Memerpanjang Pemberlakuan Jam Masuk Sekolah Pukul 08.00 WIB Hingga 16 Mei Mendatang
Mamad lalu menjelaskan sejumlah kios di sekitar rumah�Viky, adalah milik keluarga remaja tersebut.
"Rumah dia dipecah-pecah dijadikan�kontrakan," kata�Mamad.
Untuk membayar utang ke bank, ayah Viky akhirnya mengandalkan penghasilannya dari kios-kios yang ia kontrakan.
"Ternyata putus di tengah jalan," ucap�Mamad.
"Rumahnya dipecah dua, kan kontrakannya buat bayar utang di bank," kata Mamad.
Alasan Viky
Sebelumnya Viky memiliki alasan mengapa ia bertahan bersekolah yang jauh dari rumahnya meski banyak sekolah yang dekat di rumahnya.
Hal tersebut diungkapkan Viky saat hadir sebagai narasumber di Acara Pagi-Pagi Ambyar, Rabu (24/5/2023).
Mulanya, Rian�Ibram pembawa acara Pagi-Pagi Ambyar merasa keheranan mengapa Viky rela berjalan kaki 16 Km untuk sekolah.
Menurutnya mengapa Viky tak memilih menuntut ilmu di sekolah yang jaraknya dekat dari rumah,
"Kenapa kamu cari sekolah yang jauh dari rumah? Kenapa sekolah yang jaraknya jauh 8 Km, pergi dan pulang totalnya 16 Km," ucap Rian�Ibram.
Viky kemudian menguraikan alasannya.
Ia mengaku sebagai murid pindahan di sekolahnya di Bojongsari.
Anak pertama dari empat bersaudara itu bercerita sebelumnya ia sempat bersekolah yang jaraknya dekat dari rumah.
Namun kala itu ia tak naik kelas, dan terpaksa pindah ke sekolahnya yang sekarang.
"Saya murid pindahan," kata Viky.
"Dulu itu awal sekolah, lumayan deket dari rumah, terus pas Covid saya enggak naik kelas,"
"Karena ada guru baik, dia ngirim ke sana (sekolah di Bojongsari," imbuh Viky.
Baca juga: Pertama Kali, 21 Anak Sekolah Adat Tunjukkan Permainan Tradisional Daerah di Upacara Hardiknas 2023
Konten kreator yang memviralkan Viky, Dani kemudian menceritakannya dengan lebih detail.
"Jadi sebelumnya sekolahnya deket dari rumah, itu SMK juga jurusannya komputer, tapi SPPnya mahal keluarga engga mampu," ucap Dani.
"Terus pak Covid itu sekolah online kebetulan Viky enggak punya Hp, jadi itu yang menyebabkan enggak naik kelas,"
"Mau enggak mau pindah," imbuhnya.
Viky lalu bercerita sebenarya dia diberi uang Rp 10 ribu oleh orangtuanya untuk ongkos ke sekolah.
Namun Viky memilih untuk menyimpan uang tersebut, dan berjalan kaki saja.
Mengetahui Viky selalu berjalan kaki saat ke sekolah, orangtuanya langsung menangis.
"Awalnya engga tahu, tapi semenjak viral itu kaget," ucap Viky
"Sampai nangis, 'kenapa jalan, kan udah dikasih ongkos', saya bilang 'simpen aja buat di makan di rumah'," kataya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com�
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Sumber: wartakota.tribunnews.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid