Harkitnas, Begini Cara Solve Education! Tingkatkan Kualitas Pendidikan

- Jumat, 20 Mei 2022 | 19:00 WIB
Harkitnas, Begini Cara Solve Education! Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Nota kesepahaman tersebut ditandatangani pada 12 Mei 2022 lalu oleh Wali kota Semarang yang pada kesempatan tersebut diwakili oleh Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Baca Juga: Forum Relawan Peringati Hari Kebangkitan Nasional, Rayakan di Monumen Kebangkitan Nasional Solo

Solve Education! juga menandatangani perjanjian kerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Semarang untuk menjangkau proses pembelajaran bagi 200 siswa SMP dan 569 siswa SD sederajat di Semarang. Kerja sama tersebut akan berlaku selama lima tahun.

Kerja sama Solve Education! dan Pemerintah serta Departemen Pendidikan Kota Semarang ini juga sejalan dengan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-114 pada 20 Mei 2022 dengan tema "Ayo Bangkit Bersama". Dengan adanya kerja sama ini, kualitas pendidikan Indonesia diharapkan dapat bangkit dan semakin berkembang, dimulai dari Kota Semarang. 

Baca Juga: Rayakan Hari Kebangkitan Nasional, Tokopedia Berikan Inovasi Terbarunya!

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan COVID-19 telah memberikan tantangan yang cukup besar pada segala aspek, terutama sektor pendidikan. Persebaran virus Corona yang masif di berbagai negara, memaksa dunia untuk berubah.

"Kita bisa melihat bagaimana perubahan-perubahan di bidang teknologi, ekonomi, politik hingga pendidikan di tengah krisis akibat COVID-19. Perubahan itu mengharuskan kita untuk bersiap diri, merespon dengan sikap dan tindakan sekaligus selalu belajar hal-hal baru. Indonesia tidak sendiri dalam mencari solusi bagi peserta didik agar tetap belajar dan terpenuhi hak pendidikannya," jelas Hendrar dalam keterangan resminya, Jumat (20/5/2022).

Dia menilai sebagai ujung tombak di level paling bawah suatu lembaga pendidikan, kepala sekolah dituntut untuk membuat keputusan cepat dalam merespons surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang mengharuskan sekolah untuk memberlakukan pembelajaran dari rumah. 

Pendidik merasa kaget karena harus mengubah sistem, silabus, dan proses belajar secara cepat. Siswa pun terbata-bata karena mendapat tumpukan tugas selama belajar dari rumah. 

Baca Juga: Maudy Ayunda: Indonesia Mengajak Anggota G20 Perkuat Gotong Royong untuk Pulihkan Pendidikan

Sementara itu, orang tua murid merasa stres ketika mendampingi proses pembelajaran dengan tugas-tugas, di samping harus memikirkan keberlangsungan hidup dan pekerjaan masing-masing di tengah krisis.

"Jadi, kendala-kendala itu menjadi catatan penting dari dunia pendidikan kita yang harus mengejar pembelajaran daring secara cepat," katanya.

Halaman:

Komentar

Terpopuler