Ramos Horta dan Ramalan Kejatuhan Soeharto

- Selasa, 08 Agustus 2023 | 11:00 WIB
Ramos Horta dan Ramalan Kejatuhan Soeharto

Dari Dili, Horta singgah di Kupang dan bertemu Gubernur Elias Tari.


Kepada Horta, El Tari mengatakan, “Terserah pada rakyat Timor Portugis untuk memutuskan masa depan apa yang mereka inginkan.”


Lalu El Tari membelikannya tiket untuk berangkat ke Jakarta untuk bertemu Menlu Adam Malik. Dalam pertemuan dengan Adam Malik, Horta juga menyampaikan keinginan Timor Leste bergabung dengan ASEAN setelah merdeka dari Portugis.


Sebelum Horta meninggalkan Jakarta, Menlu Adam Malik menyerahkan sepucuk surat yang isinya, pertama, menegaskan bahwa bagi Indonesia kemerdekaan adalah setiap bangsa, tanpa kecuali bangsa Timor Leste.


Kedua, pemerintah dan rakyat Indonesia tidak memiliki keinginan untuk memperluas teritori atau menduduki teritori negeri lain. Ketiga, siapapun yang berkuasa di Timor Leste, pemerintah Indonesia akan tetap menjalin hubungan baik dengan Timor Leste.


Di dalam surat itu, Menlu Adam Malik juga meminta Horta menyampaikan salamnya kepada rakyat Timor Leste.


Dubes Filomeno Aleixo mengirimkan copy surat itu kepada saya. Katanya, Ramos Horta juga memperlihatkan copy surat itu pada hadirin yang memenuhi ruang pertemuan di CSIS.


Berbekal surat itu, Ramos Horta pun kembali ke Dili dengan hati berbunga. Dia yakin upaya Timor Leste mendapatkan kemerdekaan dari Timor Leste akan lebih mudah dengan dukungan Indonesia.


Namun, setahun kemudian sikap Indonesia berubah. Pada awal Desember 1975 Indonesia menduduki Timor Leste, dan menjadikannya provinsi ke-27.


Walau begitu, Horta yakin, seperti yang terjadi pada Portugis, kekuasaan Indonesia di Timor Leste pun tidak akan abadi. Keyakinan itu yang disampaikannya dalam wawancara dengan CNN di bulan Mei 1995.


“Seperti yang saya prediksi, dua atau tiga tahun kemudian Orde Baru runtuh. Di tahun 1999 referandum digelar, dan di tahun 2002 Timor Leste merdeka,” demikian Ramos Horta. (*)

Halaman:

Komentar

Terpopuler