“Nggak perlu masuk partai. Dia (Anies) ini justru sebagai penarik pemilih bagi partai politik,” ujar Direktur Eksekutif Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (SIGMA) Hendra Setyawan, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Dia menganalisa, peta politik Pilpres 2024 mewajibkan koalisi parpol untuk menang. Saat ini, hanya PDIP yang bisa mencalonkan kadernya sebagai capres, karena dianggap yang paling memenuhi aturan main ambang batas pencalonan presiden alias Presidential Threshold (Preshold) sebesar 20 persen.
Sementara partai papan atas lainnya seperti Gerindra, Partai Golkar, hingga Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), memerlukan koalisi. Sedangkan PDIP, kalaupun berkoalisi dengan Partai Gerindra, hanya mengusung Prabowo Subianto-Puan Maharani saja yang dianggap solid. “PDIP-Gerindra begitu mesra, Megawati juga dekat dengan Prabowo. Lainnya belum nih,” katanya.
Menurutnya, Partai Golkar dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) ini belum menentukan pasangan capres. Tentunya, Partai Golkar akan ngotot mencapreskan Airlangga Hartarto.
Pun, dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Hingga saat ini masih konsisten mencapreskan Ketua Umumnya, Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Nah, partai yang tersisa, seperti Partai NasDem, Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang kelihatannya cenderung ingin mengusung Anies Baswedan.
“Saran saya, Anies fokus saja bekerja. Popularitasnya terus naik kok. Biar partai-partai itu yang sibuk berkoalisi dan nantinya sepakat mencapreskan Anies,” ujarnya.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid