Perubahan pola operasi tersebut dilakukan dengan adanya pelaksanaan Switch Over (SO) ke-5 atau SO5 di Stasiun Manggarai oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
"Perubahan pola operasi harus dilakukan karena adanya pembangunan infrastuktur perkeretaapian yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan para pengguna KRL. Tujuan lainnya ialah dalam rangka peningkatan pelayanan di mana pengguna KRL diprediksi akan terus meningkat jumlahnya," ujar Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo, dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (30/5/2022).
Didiek mengatakan, sebelum adanya SO5, pengguna KRL harus menyeberang rel ketika melakukan transit di Stasiun Manggarai, di mana hal tersebut sangat membahayakan. Namun, saat ini pengguna KRL cukup naik dan turun menuju peron tujuan dengan menggunakan lift, eskalator, dan tangga manual.
"Adanya gedung baru ini juga membuat pengguna KRL lebih nyaman saat berpindah jalur serta menunggu kedatangan KRL di peron yang lebih luas," ujarnya.
Memasuki hari ke-3 perubahan pola operasi KRL, situasi Stasiun Manggarai dan arus pengguna KRL sudah mulai terkendali. Kepadatan para pengguna KRL dapat segera terurai setelah berbagai antisipasi yang dilakukan oleh KAI seperti pengoperasian KRL Feeder relasi Manggarai-Angke/Kampung Bandan pp di jalur 7 pada jam-jam sibuk dan KRL tujuan Bekasi/Cikarang dari Tanah Abang di jalur 9, penambahan petugas untuk mendampingi dan mengarahkan pengguna KRL, perbaikan pola operasi dan stabling KRL, serta pengoptimalan rangkaian KRL.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid