Upaya Iran tersebut sebagai bagian dari penyelidikannya atas pembunuhan kepala politik Hamas Ismail Haniyeh, menurut laporan media AS.
Staf wisma tamu di Teheran tempat Ismail Haniyeh dibunuh pada Rabu (31/7/2024) pagi waktu setempat, juga ditahan.
Hal ini sebagaimana dilaporkan The New York Times, yang mengutip dua warga negara Iran yang 'akrab' dengan investigasi tersebut.
Petugas keamanan menyerbu wisma tamu, yang dimiliki oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), dan menempatkan semua staf dalam karantina.
"Menangkap beberapa orang dan menyita semua perangkat elektronik, termasuk telepon pribadi," kata sumber kepada surat kabar tersebut, Sabtu (3/8/2024), dilansir Al Jazeera.
Para agen juga tengah menyorot bandara-bandara Iran dalam perburuan para pelaku, yang mereka yakini adalah anggota intelijen Israel dan masih berada di negara tersebut.
Pembunuhan Ismail Haniyeh
Sekitar pukul 2 pagi waktu setempat pada hari Rabu, Ismail Haniyeh terbunuh oleh "proyektil udara".
Pengawal Ismail Haniyeh juga terbunuh.
Ismail Haniyeh dibunuh pada hari pertama masa jabatan Presiden Iran Masaoud Pezeshkian.
Haniyeh melakukan perjalanan ke Teheran untuk menghadiri pelantikan Pezeshkian pada Selasa (30/7/2024).
Haniyeh terakhir terlihat di pelantikan Pezeshkian tersebut.
Menurut laporan setempat, selama pertemuan tersebut, Presiden Iran menegaskan kembali komitmen rakyat Iran terhadap perjuangan kebebasan Palestina.
Sementara itu, Haniyah menyatakan rasa terima kasih atas jabatannya.
Laporan awal mengatakan serangan itu menargetkan “tempat tinggal khusus bagi veteran perang di Teheran utara” tempat Haniyeh menginap.
Para analis berpendapat bahwa waktu dan lokasi itu dipilih untuk mempermalukan Teheran.
"Apa yang terjadi di Teheran merupakan hal buruk bagi aparat keamanan Iran dan itulah mengapa Iran entah bagaimana merasa harus menanggapi hal ini," kata Abas Aslani, seorang peneliti di Pusat Studi Strategis Timur Tengah di Teheran, kepada Al Jazeera.
Mengenal Ismail Haniyeh
Ismail Haniyeh adalah wajah internasional Hamas, pemimpin tertingginya di pengasingan yang menjaga hubungan kelompok militan itu dengan sekutu-sekutu di seluruh wilayah.
Sebagai pemimpin hierarki politiknya, ia hanya memiliki sedikit peran militer – tetapi Israel menandainya untuk dibunuh setelah serangan mendadak pada 7 Oktober 2023.
Haniyeh yang berusia 62 tahun, tewas dalam serangan udara pada hari Rabu saat berkunjung ke salah satu sekutu terpenting Hamas, Iran, setelah menghadiri pelantikan presiden barunya.
Iran dan Hamas sama-sama menuduh Israel.
Pembunuhan itu akan menjadikannya pejabat Hamas tingkat tertinggi yang dibunuh oleh Israel sejak serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober.
Dikutip dari AP News, Haniyeh merupakan kepala biro politik Hamas, yang telah mengasingkan diri dari Gaza sejak 2019.
Ia sering dianggap sebagai orang yang relatif moderat dalam kelompok tersebut.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid