Pertumbuhan laba bersih ini ditopang kenaikan pendapatan, bersamaan dengan mulai pulihnya ekonomi nasional, di tengah pandemi COVID-19, yang meningkatkan permintaan produk-produk perusahaan.
Selama kuartal I-2022, pendapatan BAUT mencapai Rp 45,30 miliar, naik 47% dari kuartal I-2021 sebesar Rp 30,89 miliar. Perusahaan mampu mencatatkan laba bruto Rp 8,84 miliar pada periode ini, naik 55% dari sebelumnya Rp 5,71 miliar.
Adapun sepanjang tahun 2021, total penjualan BAUT mencapai Rp 120,03 milar, naik 3,22% dari pencapaian pendapatan tahun 2020 sebesar Rp 116,28 miliar.
Perusahaan juga membukukan kenaikan rasio laba terhadap ekuitas menjadi 10,4% dari sebelumnya di tahun 2020 yang hanya 4,4% dan rasio laba terhadap aset juga naik menjadi 5,1% di tahun 2021 dari 0,6% di tahun 2020.
Direktur Utama BAUT Simon Hendiawan mengatakan membaiknya kondisi perekonomian global dan nasional di tahun 2021 memberikan dampak positif bagi industri secara umum di dalam negeri, termasuk industri di mana perusahaan menjalankan usaha.
Tahun lalu, beberapa strategi perusahaan di antaranya implementasi sistem pemasaran dan distribusi yang fokus pada pengguna dan digitalisasi sistem.
“Kami berinovasi mengembangkan sistem operasional dengan berbagai solusi digitalisasi dan menyeleksi merek produk sehingga punya kualitas baik dan superior value. Merek PATTA menjadi merek utama, berkontribusi omzet 58% di 2021,” kata Simon usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), di Jakarta, Rabu (8/6/2022).
Sebagai informasi, dalam RUPST ini juga diagendakan penetapan penggunaan laba bersih tahun 2021, persetujuan penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk mengaudit Laporan Keuangan
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid