Perusahaan menargetkan akan mengantongi Rp80 miliar dari hasil ekspor produk ASHA ke Australia. Kemudian, perusahaan berkomitmen untuk meningkatkan capaian transaksi sebesar 20-25% untuk tahun-tahun berikutnya.
"Saat ini Australia sudah terbuka untuk turis asing, jadi ada peningkatan permintaan kebutuhan hasil laut untuk pemenuhan kebutuhan domestik. Jadi, kami manfaatkan kesempatan ini untuk melakukan perjanjian dagang jangka panjang dengan Australia," jelas William Sutioso, Direktur Utama ASHA, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (8/6/2022).
Menurut William, kerja sama ini bertujuan untuk memangkas supply chain antarkedua negara. Pasalnya, Australia banyak membeli hasil produk jadi olahan laut dari negara-negara lain di Asia Tenggara, seperti Thailand dan Vietnam.
Padahal, bahan dasar dari produk jadi yang dijual kedua negara tersebut berasal dari Indonesia. Oleh karena itu, melalui kerja sama ini, ASHA akan mengirimkan hasil produk jadi secara langsung ke pasar Australia.
"Sayang kalau kita [Indonesia] hanya menyediakan raw materials tapi keuntungannya dirasakan negara tetangga. Jadi, kami mau meningkatkan value itu sehingga kami bisa meningkatkan nilai tambah nelayan Indonesia," ujar William.
Adapun produk yang akan didistribusikan berbentuk ikan fillet dan ikan block, yakni ikan yang diberi tepung lalu dibungkus dalam retail package. Ikan tersebut rencananya akan didistribusikan ke seluruh supermarket, retail, dan partner MSD yang tersebar di seluruh daratan Australia.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid