POLHUKAM.ID - Beberapa negara dengan mayoritas Muslim melakukan boikot terhadap brand-brand yang mendukung Israel. Hal ini dilakukan untuk menyampaikan pesan bahwa mereka mengkritik serangan Israel yang membabi buta terhadap warga Palestina di Gaza.
Inisiatif ini dipimpin oleh Palestina yang dikenal sebagai gerakan Boikot, Divestasi, Sanksi (BDS). Gerakan ini mendorong pemboikotan, divestasi, dan sanksi ekonomi terhadap Israel.
Terbaru, sejumlah produk brand kenamaan berbasis Amerika Serikat (AS) yang mendukung Israel juga turut menjadi bulan-bulanan netizen.
Sejumlah brand ini cukup terkenal dan ada dalam kehidupan sehari-hari seperti Starbucks, McDonald, Netflix, Pepsi, KFC, hingga Disney.
Secara terbuka brand-brand ini menyatakan dukungannya terhadap Israel dan serangan militer mereka ke Palestina.
Mengutip ABC News, Starbucks menggugat serikat pekerjanya, Starbucks Workers United, awal bulan ini setelah organisasi buruh tersebut mengunggah pesan yang sudah dihapus di X (sebelumnya Twitter), yang menyatakan solidaritas terhadap warga Palestina. Pesan dari serikat pekerja tersebut memicu seruan untuk memboikot Starbucks.
Di McDonald's, waralaba hamburger terkenal ini juga mengumumkan membagikan makanan gratis untuk anggota militer Israel, yang memicu reaksi balik dari konsumen untuk melakukan boikot.
Sementara itu, The Washington Post melaporkan ratusan karyawan Google mengedarkan petisi yang mempermasalahkan surat publik yang dikeluarkan oleh CEO Sundar Pichai yang mereka anggap mendukung Israel.
Saham-Saham Berguguran
Beberapa perusahaan besar dunia ini juga menghadapi penurunan harga saham yang signifikan akibat dari aksi boikot terkait dukungan mereka terhadap Israel.
Kampanye boikot terhadap perusahaan-perusahaan yang mendukung pendudukan Israel telah berdampak negatif pada harga saham beberapa perusahaan besar di Wall Street.
Mengutip laporan Daily News Egypt (26/10/2023), kampanye boikot yang dimulai sejak 10 Oktober di kalangan pengguna media sosial, berdampak pada saham perusahaan yang memiliki waralaba di negara-negara Arab atau memberikan sumbangan besar ke Israel.
Sebagai contoh, kampanye boikot ini berdampak buruk pada saham PepsiCo, yang merupakan rumah bagi merek seperti Pepsi, Chipsy, Dunkin’ Donuts, dan lainnya.
Artikel Terkait
Dapat Info dari KPK, Faisal Basri Sebut Bobby - Airlangga Terlibat Penyelundupan Nikel Rugikan Negara Ratusan Triliun
Robohkan Mimpi Jokowi dan Prabowo, IMF Klaim Pertumbuhan Ekonomi Indonesia hanya 5,1 Persen
Anggaran Upacara HUT RI Bengkak, Jokowi Anggap Wajar
BREAKING NEWS: Harga BBM Pertamax Naik Jadi Rp 13.700 per Liter