Memiliki dan membesarkan bisnis sepatu sepak bola, Hamka berbagi pengalamannya tentang mendirikan bisnis, serta membagikan inspirasi terhadap peserta yang hadir soal bagaimana melihat peluang bisnis dari dunia sepak bola.
“Kalau kita ingin membuka usaha, harus dijalankan. Jangan cuma ide, karena ide kan banyak. Entah itu kita untung atau rugi, yang penting kita sudah menjalankan. Kita sudah bisa melihat peluang dari usaha sendiri, saat sudah menjalankannya,” ucap Hamka.
“(Untuk pemain) Kalau hanya mengandalkan pekerjaan utama kita, saya rasa akan sulit untuk menghidupi keluarga nanti. Jadi kalau memang punya modal berapapun, beranilah untuk usaha walaupun kecil-kecilan. Karena dari kecil bisa menjadi bukit.” tambah Hamka.
Sementara sesi Michael S Rampangilei membahas soal bagaimana para pengusaha muda di Indonesia melihat potensi bisnis yang bisa lahir lewat berbagai elemen dalam sepak bola.
“Kalau kita perhatikan sama-sama, sebetulnya di dunia sepakbola ini banyak peluang usaha. Seperti Jersey, sepatu bola, lapangan futsal atau olahraga lain. Melihat dari skill yang lebih besar lagi, sekarang banyak pengusaha atau selebriti yang mengakuisisi tim sepakbola,” ujar Michael.
“Karena di negara ini, sepakbola mempunyai penonton atau penggemar yang banyak. Dan suporternya itu lumayan giat dan berkomitmen pada timnya masing-masing. Jadi tidak ada habisnya soal peluang di dunia sepakbola.” tambahnya.
Kemudian, ada pula dari Jersey Forum yang diwakili oleh Angga Wirastomo dan Rizki Ananda. Komunitas pegiat jersey ini membagikan pengalamannya tentang bagaimana memaksimalkan kecintaan pada dunia sepakbola, namun tetap bisa menghasilkan keuntungan.
Seperti emas maupun atau barang lainnya, jersery menurut Angga dari Forum Jersey bisa menjadi investasi yang ikut menguntungkan. Tetapi menurut Angga, jersey tersebut harus memiliki kisah atau sejarah tersendiri, jika mau bernilai lebih tinggi.
“Kalau jersey sebagai investasi, bisa iya dan tidak. Karena mengacu pada investasi yang berharap mendapat keuntungan setelah pembelian awal. Ada beberapa hal yang harus terpenuhi,” ujarnya.
“Berdasarkan pengalaman, contoh jersey yang ketika membeli murah tapi saat dijual menjadi lebih tinggi, yang mempunyai nilai sejarah. Contoh adalah Manchester United ketika menjuarai Liga Champions tahun 1999. Lalu jersey yang mempunyai sebuah insiden. Misalnya dulu ketika Erik Cantona melakukan tendangan pada fans Leicester. Itu juga menjadi jersey-jersey yang ketika beli dulu mungkin belum seberapa, tapi saat ini itu sudah wah,” urai Angga lagi.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Dapat Info dari KPK, Faisal Basri Sebut Bobby - Airlangga Terlibat Penyelundupan Nikel Rugikan Negara Ratusan Triliun
Robohkan Mimpi Jokowi dan Prabowo, IMF Klaim Pertumbuhan Ekonomi Indonesia hanya 5,1 Persen
Anggaran Upacara HUT RI Bengkak, Jokowi Anggap Wajar
BREAKING NEWS: Harga BBM Pertamax Naik Jadi Rp 13.700 per Liter