Jika dilihat lebih lanjut, kerugian perusahaan membengkak seiring pendapatan semester I 2024 yang menurun dari periode yang sama tahun lalu yakni dari Rp3,1 triliun menjadi Rp2,48 triliun.
Pendapatan makanan dan minuman yang merupakan lini bisnis utama perusahaan tercatat turun dari Rp3,1 triliun menjadi Rp2,47 triliun.
Penurunan juga terjadi dari komisi atas penjualan konsinyasi dari Rp11,85 miliar menjadi Rp10,46 miliar.
Sementara itu, beban pokok penjualan turun tipis yakni dari Rp1,14 triliun menjadi Rp1,06 triliun. Bahkan, ada peningkatan beban operasi lain dari Rp10,06 miliar menjadi Rp22,07 miliar.
Dari sisi liabilitas, beban utang perusahaan naik sepanjang paruh pertama tahun ini dari Rp3,1 triliun menjadi Rp3,5 triliun.
Sementara itu, jumlah aset perusahaan tercatat meningkat Rp3,91 miliar menjadi Rp3,97 miliar.
Artikel Terkait
Dapat Info dari KPK, Faisal Basri Sebut Bobby - Airlangga Terlibat Penyelundupan Nikel Rugikan Negara Ratusan Triliun
Robohkan Mimpi Jokowi dan Prabowo, IMF Klaim Pertumbuhan Ekonomi Indonesia hanya 5,1 Persen
Anggaran Upacara HUT RI Bengkak, Jokowi Anggap Wajar
BREAKING NEWS: Harga BBM Pertamax Naik Jadi Rp 13.700 per Liter