Sudah Salah, Ogah Minta Maaf
Dalam tulisan "Sea of Lies" di Newswekk (1993), Iran Air Penerbangan 655 mengudara di zona yang sudah ditentukan.
Alias bukan zona perang. Pesawat berjenis Airbus A300 itu mengangkut 290 orang.
Semuanya tewas dalam kondisi mengenaskan. Sudah pasti, kejadian ini memanaskan hubungan diplomatik kedua negara.
Elite Iran sangat mengutuk kejadian tragis ini dan sepenuhnya menyalahkan militer AS. Bagaimanapun militer AS salah total.
Mereka salah menembak dan malah menjatuhkan pesawat komersial. Ini jelas melanggar hukum internasional.
Lebih menyebalkannya, Kementerian Pertahanan AS awalnya tidak menerima tuduhan militernya salah tembak. Mereka yakin USS Vincennes menembak jet tempur.
Namun, mereka meralat dan mengakui salah tembak. Hanya saja, mereka tidak mau meminta maaf.
Dalam pemberitaan Washington Post (4 Juli 1988), Pentagon hanya mengucapkan penyesalan.
"Pemerintah AS sangat menyesalkan insiden ini," kata Laksamana William J. Crowe Jr., ketua Kepala Staf Gabungan, dalam konferensi pers Pentagon.
Bahkan, Presiden AS dan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Ronald Reagan (1981-1989) malah membenarkan sikap bawahannya. Dia menyebut tindakan USS Vincennes adalah aksi bela diri.
Klaim Reagan, kapten kapal sudah mengontak pilot Iran Air 655, tetapi tak dapat balasan.
Alhasil, terjadi tembakan sebagai bentuk defensif. AS juga menegaskan bahwa insiden ini tak sepenuhnya kesalahan mereka, melainkan akibat dari situasi konflik yang diciptakan Iran sendiri.
Analis Pierre Razoux dalam The Iran-Iraq War (2016) mengungkap argumen AS didasarkan atas kebijakan Iran yang terus melanjutkan perang, sehingga AS merasa perlu menempatkan kapal perang di Selat Hormuz.
Dengan demikian, AS memandang tragedi Iran Air 655 adalah konsekuensi dari keputusan Iran.
Meski begitu, publik tidak bodoh. Tindakan Gedung Putih memutarbalikkan fakta tidak mengaburkan kesalahan besar militer AS.
Secara kasat mata saja, kapten kapal sedari awal sudah salah. Iran Air 655 menggunakan Airbus A300 yang super besar. Sementara, jet tempur lebih ramping.
Tragedi ini kemudian dinyatakan berakhir di Mahkamah Internasional pada 1992.
AS diputuskan membayar ganti rugi US$ 61,8 juta kepada keluarga korban. Sebagai gantinya, AS harus dicatat dalam sejarah sebagai pihak yang tidak bersalah.
Sumber: CNBC
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak