Serangan Balasan Iran ke Pangkalan Militer AS
Sebagai respons atas campur tangan Amerika, Iran melancarkan serangan rudal pada malam 23 Juni ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, salah satu fasilitas militer AS terbesar di kawasan Teluk.
Menariknya, Iran mengklaim bahwa serangan itu bukan bertujuan untuk memperparah konflik, melainkan sebagai bentuk respons terbatas atas serangan yang dilakukan sebelumnya.
Donald Trump: Serangan Iran Sekadar “Pelampiasan”
Menanggapi serangan ke pangkalan militer AS, Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, memilih pendekatan yang relatif menenangkan.
Dalam sebuah pernyataan, Trump mengatakan ia berharap tindakan Iran hanya merupakan bentuk “pelampiasan” dan bukan pemicu perang lebih besar.
Ia juga menyatakan bahwa ada harapan bagi jalan damai di kawasan Timur Tengah.
“Saya harap itu hanya reaksi emosional sesaat dan kita bisa melanjutkan ke arah perdamaian,” ucap Trump.
Tak lama setelah itu, Trump mengumumkan bahwa Israel dan Iran telah mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Perjanjian ini secara resmi mengakhiri perang singkat yang berlangsung selama 12 hari penuh tensi dan ketakutan akan eskalasi global.
Gencatan Senjata dan Harapan Baru
Kesepakatan gencatan senjata antara Iran dan Israel disambut baik oleh sejumlah pihak internasional.
Meski tidak serta-merta menyelesaikan akar masalah, setidaknya gencatan senjata ini menjadi peluang untuk meredakan ketegangan dan mendorong jalur diplomatik.
Namun, fakta bahwa Amerika Serikat sempat memperingatkan Iran sebelum menyerang menimbulkan banyak pertanyaan:
Apakah itu bagian dari strategi diplomasi diam-diam? Atau justru taktik untuk menghindari perang skala penuh?
Sumber: VIVA
Artikel Terkait
Tentara Israel Mulai Ditarik dari Gaza, Begini Kondisi Terkini
Hamas dan Israel Sepakat Gencatan Senjata
Jepang Ultimatum Israel: Hentikan Serangan atau Tokyo Akui Palestina
Hamas Setujui Proposal Damai Trump, Nasib Netanyahu di Ujung Tanduk