Pasukan Israel Mulai Mundur dari Gaza: Gencatan Senjata Disetujui
Pasukan Israel mulai menarik diri dari beberapa wilayah Gaza pada hari Jumat setelah pemerintah meratifikasi perjanjian gencatan senjata dengan Hamas. Keputusan ini membuka jalan untuk menghentikan permusuhan di Gaza dalam waktu 24 jam dan membebaskan sandera Israel yang ditahan dalam waktu 72 jam setelahnya.
Beberapa warga Palestina mulai kembali ke lingkungan mereka yang hancur, meskipun kebingungan masih menyelimuti mengenai kepastian berakhirnya permusuhan setelah peperangan selama dua tahun. "Alhamdulillah rumah saya masih berdiri," kata Ismail Zayda (40 tahun) di kawasan Sheikh Radwan, Kota Gaza. "Tetapi tempat ini hancur, rumah-rumah tetangga saya hancur, seluruh distrik hancur."
Implementasi Penarikan Pasukan dan Situasi di Lapangan
Di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, beberapa tentara Israel dilaporkan mundur dari wilayah timur dekat perbatasan. Sementara di kamp Nusseirat, pasukan Israel terlihat membongkar posisi mereka dan bergerak ke timur menuju perbatasan Israel. Meski demikian, suara tembakan tank masih terdengar di beberapa area, menimbulkan kekhawatiran di antara warga.
Pasukan Israel juga menarik diri dari jalan sepanjang pantai Mediterania menuju Kota Gaza. Ratusan warga berkumpul dengan harapan dapat kembali ke pusat kota utama, meski suara tembakan di dekatnya membuat banyak orang enggan bergerak maju.
Misi Kemanusiaan dan Dampak Perang
Petugas penyelamat di Kota Gaza akhirnya dapat memulai misi di daerah yang sebelumnya tidak dapat mereka jangkau. Petugas medis melaporkan setidaknya 10 jenazah ditemukan dari serangan sebelumnya. Truk-truk yang membawa makanan dan bantuan medis dijadwalkan segera masuk ke Gaza untuk membantu warga sipil, ratusan ribu di antaranya berlindung di tenda-tenda setelah rumah mereka hancur.
Perang ini telah memperdalam isolasi internasional Israel dan menjungkirbalikkan stabilitas Timur Tengah, menyebar menjadi konflik regional yang melibatkan Iran, Yaman, dan Lebanon. Konflik ini juga menguji hubungan AS-Israel, di mana Presiden Donald Trump disebut menekan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mencapai kesepakatan.
Detail Kesepakatan dan Tantangan ke Depan
Kesepakatan gencatan senjata ini merupakan bagian dari inisiatif Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang dua tahun di Gaza. Tahap pertama menyerukan pembebasan sandera Israel sebagai ganti tahanan Palestina, dan dimulainya penarikan pasukan Israel.
Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Kedua pihak belum mempublikasikan daftar tahanan Palestina yang akan dibebaskan. Hamas juga mencari kebebasan bagi beberapa narapidana Palestina terkemuka yang ditahan di penjara Israel.
Langkah lebih lanjut dalam rencana 20 poin Trump masih belum disepakati, termasuk bagaimana Jalur Gaza yang hancur akan dikuasai setelah pertempuran berakhir, dan nasib akhir Hamas yang sejauh ini menolak tuntutan Israel untuk melucuti senjatanya.
Perdana Menteri Netanyahu juga menghadapi skeptisisme dari koalisi pemerintahannya, di mana banyak yang telah lama menentang kesepakatan apa pun dengan Hamas.
Korban dan Dampak Kemanusiaan
Lebih dari 67.000 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza, yang dilancarkan setelah pejuang Hamas menyerbu kota-kota Israel dan sebuah festival musik pada 7 Oktober 2023. Sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan tersebut, dengan 251 orang disandera.
Sumber: Artikel Asli
Artikel Terkait
Hamas dan Israel Sepakat Gencatan Senjata
Jepang Ultimatum Israel: Hentikan Serangan atau Tokyo Akui Palestina
Hamas Setujui Proposal Damai Trump, Nasib Netanyahu di Ujung Tanduk
Hamas Terima Gencatan Senjata, Trump: Hari yang Penting, Semua Akan Diperlakukan Adil