Kelompok yang berbasis di Helsinki ini mengatakan, Rusia menerima pendapatan sekitar 93 miliar euro untuk penjualan minyak, gas alam, dan batu bara sejak 24 Februari, ketika menginvasi Ukraina.
Sekitar 61 persen dari bahan bakar fosil senilai sekitar 57 miliar euro diekspor ke Uni Eropa selama 100 hari pertama konflik.
Jumlah tersebut termasuk ekspor senilai 12,1 miliar euro ke Jerman, masing-masing 7,8 miliar euro ke Italia dan Belanda. Sementara 4,4 miliar euro ke Polandia.
Jerman merupakan importir terbesar bahan bakar fosil Rusia selama dua bulan pertama perang. Posisi ini merosot ke posisi kedua di belakang China yang telah membeli energi senilai sekitar 12,6 miliar euro dari Rusia.
Pergeseran tersebut mencerminkan semakin pentingnya China dan ekonomi non-Eropa lainnya untuk ekspor energi Rusia, yang menyediakan sekitar 40 persen dari anggaran federal negara itu.
Artikel Terkait
Tentara Israel Mulai Ditarik dari Gaza, Begini Kondisi Terkini
Hamas dan Israel Sepakat Gencatan Senjata
Jepang Ultimatum Israel: Hentikan Serangan atau Tokyo Akui Palestina
Hamas Setujui Proposal Damai Trump, Nasib Netanyahu di Ujung Tanduk