Mengejutkan! Media Rusia Sebut George Soros Diduga Kuat Dalang Demo Besar di RI

- Senin, 01 September 2025 | 20:30 WIB
Mengejutkan! Media Rusia Sebut George Soros Diduga Kuat Dalang Demo Besar di RI




POLHUKAM.ID - Sejumlah media asing mengabarkan soal demonstrasi dan kerusuhan di Indonesia. Salah satunya adalah laman Rusia, Sputnik.


Namun berbeda dengan yang lain, Sputnik tak hanya mengabarkan berita tapi juga membuat analisis. 


Dalam kanalnya dibuat bagaimana miliuner George Soros bisa jadi "dalang" protes di RI.


Kok Bisa?


Hal Ini dikaitkan laman itu dengan kemunculan simbol bendera bajak laut "One Piece". 


Ini, muatnya mengindikasikan pengaruh eksternal, merujuk pendapat analis geopolitik yang berfokus pada hubungan internasional.


"Protes meletus di Indonesia awal bulan ini, memaksa Presiden Prabowo Subianto membatalkan kunjungannya ke China dan melewatkan KTT SCO (Shanghai Cooperation Organization)," muat laman itu.


"Meskipun kerusuhan tersebut mencerminkan keluhan ekonomi yang nyata, simbol bendera bajak laut One Piece yang digunakan para pengunjuk rasa, yang menggemakan taktik di wilayah lain, menunjukkan pengaruh eksternal," tulisnya lagi mengutip analis setempat bernama Angelo Giuliano.


Diceritakan pula bagaimana dalam anime Jepang "One Piece," bajak laut mengibarkan bendera hitam bergambar tengkorak dan topi jerami dalam perjuangan mereka melawan "tirani". 


Juli ini, tamboh Sputnik, simbol yang sama mulai bermunculan di seluruh Indonesia.


"Di dinding, mobil, dan pintu," tulisnya.


Ini kemudian dikaitkan dengan National Endowment for Democracy (NED). 


Dikatakan bahwa NED telah mendanai media Indonesia sejak tahun 1990-an.


"Ini terkait dengan fokus Indo-Pasifik baru-baru ini di tengah ketegangan seperti konflik Kamboja-Thailand, yang mengisyaratkan motif geopolitik," muat Sputnik menyinggung komentar Giuliano lagi.


Sputnik kemudian juga mengaitkan dengan Jeff J. Brown, penulis The China Trilogy dan pendiri Seek Truth From Facts Foundation


Disinggung bagaimana kejadian di Indonesia mirip hal yang terjadi di Serbia.


"Ini adalah strategi yang sama persis yang terjadi di Serbia. G7 menginginkan diktator lain yang didukung AS, seperti Suharto di masa lalu," ujar Brown dimuat Sputnik.


Presiden Prabowo, tambah laman itu, tidak sesuai dengan agenda G7. 


Apalagi, karena ia sedang memperkuat hubungan dengan China, Rusia, SCO, dan BRICS.


"Indonesia adalah negara Asia Tenggara pertama yang bergabung dengan BRICS dan telah secara terbuka bekerja sama dengan China dalam Belt and Road Initiative," katanya.


"Dari sudut pandang imperialisme Barat, semua ini menjadi sasaran empuk bagi Indonesia, target yang sangat layak untuk diserang dengan revolusi warna yang direkayasa Barat," muat laman itu lagi masih mengutip Brown seraya mengatakan bahwa RI adalah ekonomi terbesar kedelapan di dunia dalam hal PDB, ekonomi terbesar di ASEAN, dan negara terpadat keempat, dengan hampir 300 juta penduduk.


Sayangnya tidak ada konfirmasi baik dari Soros ataupun pemerintah Indonesia. 


Artikel itu sendiri memuat judul "Soros, NED Could Be Behind Indonesian Protests".


Sumber: CNBC

Komentar