"Terlepas dari adanya hak atau kebebasan warga negara untuk bergabung dengan satu pakta pertahanan, namun kita berharap proses besarnya adalah menuju satu kondisi yang stabil dan perdamaian," ujar Faizasyah.
Finlandia dan Swedia sama-sama menjadi negara netral selama Perang Dingin. Keputusan kedua negara tersebut untuk bergabung dengan NATO mencerminkan pergeseran besar dalam opini publik di kawasan Nordik sejak invasi Rusia pada 24 Februari ke Ukraina.
Ini juga membawa perluasan aliansi Barat yang telah lama disebut oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai salah satu pembenaran utama untuk memerintahkan operasi militer khusus di Ukraina pada Februari.
Keputusan Finlandia dan Swedia untuk mencari tempat di bawah payung NATO merupakan kemunduran bagi Rusia. Sementara itu, Turki keberatan atas pengajuan kedua negara itu menjadi anggota NATO.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Tentara Israel Mulai Ditarik dari Gaza, Begini Kondisi Terkini
Hamas dan Israel Sepakat Gencatan Senjata
Jepang Ultimatum Israel: Hentikan Serangan atau Tokyo Akui Palestina
Hamas Setujui Proposal Damai Trump, Nasib Netanyahu di Ujung Tanduk