POLHUKAM.ID - Massa mengikat remaja berusia 22 tahun ke sebuah tiang dan memukulinya sampai mati atas tuduhan dia mencuri 'prasad' atau persembahan keagamaan. Begitu mengerikannya islamophobia di India sehingga nyawa seorang Muslim bisa dengan mudahnya diberi hukuman tanpa pengadilan sehingga menyebabkan kematian.
Duduk di luar rumahnya di jalan sempit di ibu kota India, Mohammad Wajid menceritakan pembunuhan putranya yang berusia 22 tahun kepada seorang jurnalis TV. Di dalam rumah itu, empat saudara perempuan Mohammad Ishaq tampak dengan raut sedih saat mereka berkumpul di rumah mereka yang remang-remang di kawasan Sundar Nagri, New Delhi, pada hari Rabu (27/9/2023). “Saya telah kehilangan segalanya,” kata ayah Ishaq, Abdul Wajid, kepada Al Jazeera sambil berkaca-kaca dan suaranya pecah.
Sekitar pukul 5 pagi sehari sebelumnya, massa mengikat Ishaq ke sebuah tiang besi dengan ikat pinggang kulit dan memukulinya tanpa ampun karena dicurigai telah mencuri “prasad”, atau persembahan ritual, di sebuah acara doa yang diselenggarakan oleh umat Hindu di daerah tersebut untuk memperingati Festival Ganesha Chaturthi.
Acara tersebut digelar tiga jalur dari rumah Ishaq di kawasan Sunder Nagri ibu kota India. “Anak saya dibunuh karena makan prasad,” kata Wajid, 60 tahun. “Mereka yang membunuh anak saya merasa tersinggung jika seorang Muslim menyentuh prasad mereka.”
Wajid, yang berjualan sayuran dengan gerobak dorong, mengatakan bahwa pelanggannya yang beragama Hindu sering menawarinya prasad dan dia menerimanya tanpa berpikir dua kali. “Prasad adalah anugerah dari bhagwan atau Allah. Saya tidak menolaknya.”
Adik perempuan Ishaq, Uzma, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa saudara laki-lakinya digantung “karena mengambil pisang” dan massa meninggalkannya terikat di tiang setelah serangan brutal tersebut. “Kukunya patah, ada yang dicabut, dan jari-jarinya ada luka. Dia dipukuli secara brutal karena dia seorang Muslim,” katanya. “Dia tidak dapat berbicara dengan kondisi kritis.”
Uzma mengatakan Ishaq ditemukan tergeletak di jalan oleh seorang anak laki-laki dari lingkungan mereka yang menjemputnya dan membawanya pulang. Dia meninggal karena luka-lukanya beberapa jam kemudian di rumahnya.
Keluarga Ishaq mengatakan mereka tidak membawanya ke rumah sakit. Polisi mengatakan mereka diberitahu tentang kejadian itu setelah dia meninggal. Ketika video penyerangan tersebut menjadi viral di media sosial, masyarakat menuntut tindakan polisi, yang mendaftarkan kasus pembunuhan dan menangkap enam orang pelakunya.
Artikel Terkait
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak
Mantan PNS Filipina Penyingkap Korupsi Ditembak Mati, Pemicu Gelombang Demonstrasi
Jimmy Kimmel Sindir Prabowo: Pertama Kalinya Ada yang Mau Ketemu Eric Trump!
6 Kekuatan Turki yang Bikin Tokoh Israel Ketakutan, Lebih Menyeramkan dari Iran!