Bachelet mengunjungi Xinjiang selama enam hari, pada pekan lalu. Menteri Luar Negeri As Antony Blinken menuding Beijing melakukan berbagai cara untuk menghalangi penilaian independen tim Bachelet terhadap situasi di Xinjiang.
“Kami tetap khawatir kunjungan Bachelet dan timnya bisa saja dimanipulasi. Terutama saat kunjungan ke Xinjiang,” ujar Blinken dikutip AFP, kemarin.
Ditegaskannya, AS khawatir dengan situasi HAM di Xinjiang. Terutama, mengenai kondisi warga Uighur yang masih hilang. Sementara Bachelet menegaskan, kunjungannya 23-28 Mei lalu, bukan untuk penyidikan. Melainkan untuk mendorong Beijing agar adil dan tidak lagi mendiskriminasi etnis Uighur di Xinjiang.
“Ini memberikan kesempatan bagi saya untuk lebih memahami situasi di China. kami juga berharap pihak berwenang di China untuk lebih memahami kekhawatiran kami. secara potensial, China perlu meninjau kembali kebijakan kontraterorisme yang dapat berdampak negatif pada hak asasi manusia,” katanya dalam konferensi pers virtual pada Sabtu (28/5).
Sejumlah saksi mata dan kelompok HAM mengatakan, lebih dari satu juta orang etnis Uighur ditahan di kamp-kamp di Xinjiang yang bertujuan untuk menghancurkan budaya Islam Uighur dan secara paksa mengintegrasikan mereka ke dalam mayoritas etnis Han China.
Artikel Terkait
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak
Mantan PNS Filipina Penyingkap Korupsi Ditembak Mati, Pemicu Gelombang Demonstrasi