Aktivis oposisi bergabung dengan kelompok etnis bersenjata di sepanjang perbatasan Myanmar dengan Thailand, China, dan India, membentuk koalisi di bawah Payung Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF).
Sementara itu, sayap bersenjata dari kelompok etnis lainnya, seperti Karen, Kachin, Karenni, dan Chin, memilih bergabung dengan Pemerintahan Persatuan Nasional (NUG), pemerintahan alternatif yang terbentuk setelah kudeta militer pada tahun 2021.
Tiga tahun setelah kudeta, kedua PDF tersebut telah menjadi pasukan bersenjata yang kuat, menyebabkan konsentrasi militer terpecah.
Pengawasan militer juga berkurang di berbagai daerah, termasuk Negara Bagian Shan, yang selama ini dikenal sebagai produsen opium terbesar di dunia.
2. Larangan Opium di Afghanistan
Sejak Taliban melarang penanaman bunga poppy pada April 2022, produksi opium di Afghanistan merosot drastis. Survei Opium Afghanistan tahun 2023 menunjukkan penurunan produksi opium sebesar 95%, dari 6.200 ton pada tahun 2022 menjadi 333 ton pada tahun 2023.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: penabicara.com
Artikel Terkait
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak
Mantan PNS Filipina Penyingkap Korupsi Ditembak Mati, Pemicu Gelombang Demonstrasi
Jimmy Kimmel Sindir Prabowo: Pertama Kalinya Ada yang Mau Ketemu Eric Trump!
6 Kekuatan Turki yang Bikin Tokoh Israel Ketakutan, Lebih Menyeramkan dari Iran!