MalangNetwork.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) buka suara terkait kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) setelah serangan Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Pihak kementerian memastikan tidak ada WNI yang menjadi korban dalam serangan tersebut.
Pada Jumat, 12 Januari 2024, terjadi serangan di beberapa lokasi di Yaman, termasuk pusat operasi Houthi, seperti Sanaa, Hudaidah, Dhammar, Sa'da, Hajjah, dan Taiz.
Serangan dilakukan oleh gabungan Pasukan Amerika Serikat dan Inggris, serta mendapat dukungan dari beberapa negara lainnya.
Ini adalah respons langsung terhadap serangan Houthi terhadap kapal-kapal internasional di Laut Merah, yang telah terjadi sebanyak 27 kali sejak 19 November 2023.
KBRI Muscat, yang memiliki wewenang dan wilayah kerja di Yaman, terus memantau perkembangan situasi keamanan di negara tersebut dan kondisi WNI di sana.
Baca Juga: Semakin Memanas! AS dan Inggris Bombardir Houthi di Yaman di Tengah Berkecamuknya Perang Israel-Gaza
Dilaporkan, hingga saat ini, tidak ada WNI yang menjadi korban dalam serangan dimaksud.
Ada 47 WNI di wilayah yang diserang, terdiri dari 15 orang di Sana'a, 19 orang di Hudaidah, dan 13 orang di Dhammar.
KBRI telah berkomunikasi dengan para WNI dan mendapat informasi bahwa mereka dalam kondisi baik dan aman.
Dilansir MalangNetwork.com dari website Kemenlu RI, berdasarkan data lapor diri, terdapat sebanyak 4.866 WNI berdomisili di Yaman, dan mayoritas adalah mahasiswa di Wilayah Tarim, Hadhramaut.
KBRI Muscat telah menyiapkan rencana darurat untuk menghadapi potensi kenaikan volume serangan lebih lanjut.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: malang.jatimnetwork.com
Artikel Terkait
Bukan Prabowo, Pidato Presiden Kolombia Gustavo Petro Paling Keras Sampai AS Walk Out, Ternyata Ini Pemicunya!
Pernah Jadi Buronan Senilai Rp 167 Miliar, Al-Sharaa Kini Bersalaman dengan Trump
Macron: Perang Total Israel Membunuh Warga Sipil, Bukan Menghancurkan Hamas
Telak! Presiden Prancis Skakmat Donald Trump Soal Kemerdekaan Palestina