Helmy mengatakan kehadiran polisi bervariasi, namun pada hari Sabtu polisi anti huru hara menggunakan semprotan merica untuk membubarkan pengunjuk rasa tetapi tidak berhasil.
“Protes sebagian besar berlangsung damai,” katanya. “Dengan tidak adanya agresi polisi, para pengunjuk rasa bersikap santai, ada yang bermain musik, ngobrol, ada yang membaca, bermain permainan papan atau berdoa.”
Dia juga mengatakan bahwa sejak blokade dimulai, tidak ada satu pun derek pemuatan yang bergerak di pelabuhan, sehingga mereka mengantisipasi tindakan keras polisi kapan saja.
Baca Juga: Doa Agar Minta Ampunan yang Diajarkan Rasulullah kepada Abu Bakar, Allahumma Inni Zholamtu Nafsii...
“Dengan adanya genosida di Gaza, dunia tidak bisa terus melakukan hal-hal seperti biasa. Masyarakat ingin genosida dihentikan, dan jika pemerintah tidak mau mengambil tindakan atau memberikan perhatian, maka kami akan memaksa mereka untuk memberikan perhatian,” dia berkata.
Serikat pekerja yang ikut protes mengatakan bahwa mereka tidak akan memasuki pelabuhan selama piket masih berlangsung karena alasan keamanan.
Menurut 7News Australia, protes ini merugikan Australia jutaan dolar setiap harinya, karena para pengunjuk rasa juga menghalangi para pekerja untuk berangkat kerja.***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bershalawat.com
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak