"Namun, peristiwa baru-baru ini tidak merusak keinginan tinggi kedua kelompok untuk berbagi tempat kerja," kata Herman.
Data tersebut merupakan bagian dari studi "Kemitraan Terbatas", yang meneliti hubungan Yahudi-Arab di Israel, dan melibatkan 760 responden Yahudi dan Arab.
Hasil survei datang bersamaan dengan jajak pendapat yang dilakukan oleh kelompok riset Kongres Israel. Hasil riset tersebut menemukan bahwa ketidakpercayaan dan permusuhan antara orang Arab dan Yahudi di Israel meningkat.
Kecurigaan antarpopulasi tecermin dalam kegiatan rutin sehari-hari. Jajak pendapat menemukan, 34 persen orang Yahudi dan 55 persen orang Arab bersaksi mereka telah mengubah gaya hidup dalam beberapa cara sejak kerusuhan di sejumlah kota pada tahun lalu.
Termasuk serangan 11 hari militer Israel di Gaza pada Mei 2021, yang menewaskan lebih dari 260 warga Palestina, termasuk 41 wanita, 60 anak-anak, dan 16 lansia.
“Peristiwa Mei 2021 meninggalkan jejak trauma yang dalam pada publik Arab dan Yahudi. Ini meningkatkan ketakutan dan permusuhan antara penduduk bahkan lebih di kota-kota yang terlibat,” kata Direktur Jenderal Kongres Israel, Adv Gilad Weiner.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak
Mantan PNS Filipina Penyingkap Korupsi Ditembak Mati, Pemicu Gelombang Demonstrasi
Jimmy Kimmel Sindir Prabowo: Pertama Kalinya Ada yang Mau Ketemu Eric Trump!
6 Kekuatan Turki yang Bikin Tokoh Israel Ketakutan, Lebih Menyeramkan dari Iran!