"Namun, seluruh uang itu dicuci. Bangladesh menderita karena ambisi pribadi seorang pria," katanya.
Hasina mendesak para mahasiswa untuk tidak terlibat dalam protes yang sedang berlangsung, dengan menyatakan bahwa banyak yang telah disesatkan oleh kekuatan politik.
Mengakui kerentanan pikiran kaum muda, ia menyatakan, "Pada usia ini, mudah untuk dimanipulasi."
Mantan Perdana Menteri tersebut juga menekankan bahwa mahasiswa sejati tidak memiliki peran dalam kekerasan yang terjadi setelah gerakan kuota, dan sambil mengisyaratkan perubahan terkini di Universitas Dhaka, ia memperingatkan, "Jangan serahkan lembaga pendidikan Anda kepada teroris."
Dalam pidatonya, Sheikh Hasina menunjukkan serangkaian dugaan kegagalan pemerintahan sejak kepergiannya, termasuk gangguan dalam pendidikan.
Ia menekankan bahwa di bawah pemerintahannya, para mahasiswa menerima buku pelajaran tepat waktu, tetapi hal itu tidak lagi terjadi.
Selain itu, ia menyuarakan kekhawatiran atas pembatasan terhadap perempuan dalam bidang olahraga, yang menandakan kemunduran dalam upaya kesetaraan gender.
Hasina juga menyoroti kekerasan yang meletus terhadap personel polisi dan pendukung Liga Awami setelah kepergiannya, menggambarkannya sebagai serangan terhadap hukum dan ketertiban.
Ia memperingatkan bahwa insiden semacam itu mengganggu stabilitas negara dan merusak pemerintahan yang demokratis.
Pidato Sheikh Hasina disampaikan pada saat Liga Awami sedang mengincar kebangkitan politik.
Pesannya jelas, ia melihat dirinya sebagai penyintas berbagai upaya pembunuhan, meyakini adanya konspirasi yang sedang dimainkan terhadapnya, dan ingin rakyat Bangladesh mengakui dan menolak upaya untuk menghapus warisan Bangladesh yang berasal dari Perang Pembebasan 1971.
👇👇
[VIDEO]
Asset Rumah yg di miliki oleh Salah Satu Tokoh Terkurop Dunia versi OCCRP Sheikh Hasina mantan perdana menteri Bangladesh di bakar massa.. ❗❗️ 🔥🔥🔥 pic.twitter.com/V7c36Qw73i
Sumber: HukamaNews
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak