Sedangkan Sulimah, seorang anggota Wadon Wadas menjelaskan uang yang ditempelkan di bagian muka ini adalah simbol bahwa alam sebagai karunia Allah itu tidak bisa diganti dengan uang.
“Kami tidak silau dengan uang ganti rugi miliaran rupiah sehingga tega merusak alam,” ujar Sulimah.
Sebelumnya, Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Proyek Bendungan Bener Kabupaten Purworejo melakukan pengukuran bidang tanah di Desa Wadas, desa yang terdampak pembangunan proyek strategis nasional.
Kepala Desa (Kades) Wadas, Fachri Setyanto mengatakan, kegiatan tersebut merupakan lanjutan dari kegiatan serupa yang dilaksanakan sebelum lebaran lalu.
Beberapa ratus bidang di Desa Wadas direncanakan akan digunakan sebagai lokasi pengambilan material (quarry) pembangunan proyek strategis nasional Bendungan Bener yang lokasinya tak jauh dari desa itu.
Fachri membantah adanya ketegangan warga pada saat melakukan pengukuran. Katanya, situasi Wadas sejauh ini kondusif dan proses berjalan lancar.
"Bahkan warga yang semula menolak sekarang malah minta ikut diukur. Semua sukarela. Tidak benar bila disebut ada tekanan dari kelompok preman dan sebagainya," ucap Kades Fachri, melalui keterangan tertulis, Kamis, 14 Juli.
Dirinya mempersilahkan semua pihak untuk mengamati situasi Wadas terkini secara langsung. Situasi kondusif di Wadas, menurutnya, sudah terjadi sejak dulu.
"Pada dasarnya warga desa kami ini baik-baik. Mereka petani dan peladang yang tidak pernah ada masalah sejak dulu, sebelum hadirnya pihak-pihak luar," tambahnya.
Sumber: voi.id
Artikel Terkait
Geger, Iptu Rudiana Akui Vina Cirebon dan Eky Tewas Kecelakaan?
Pelaku Penyerangan Rombongan Kiai NU yang Bikin Banser Babak Belur Diburu Polisi
Ojol yang Ngaku Dijebak Polisi untuk Antar Sabu Mendadak Klarifikasi dan Minta Maaf
Polisi Tangkap Mantan Audrey Davis, Pemeran Pria di Kasus Video Syur, Sakit Hati Diputusin