Jokowi Sudah Tak Punya Jurus Mengelak Lagi

- Rabu, 18 Juni 2025 | 17:00 WIB
Jokowi Sudah Tak Punya Jurus Mengelak Lagi

Ia seperti palu godam yang menghantam tembok pertahanan terakhir: “Siapa sebenarnya Jokowi di masa kuliahnya?”


Sudah saatnya Jokowi berhenti memainkan jurus lama: lempar batu sembunyi tangan, nyengir di depan kamera, dan mengalihkan isu lewat seremoni pembangunan jalan tol atau bandara di tanah hutan. 


Rakyat bukan lagi bocah ingusan yang bisa dikibuli dengan pencitraan. 


Kita ini bangsa besar, katanya, tapi masak iya, kepala negara kita harus diselamatkan terus-menerus oleh tukang gugat, tukang klarifikasi, dan tukang framing?


Pilihan sekarang cuma dua: jujur atau terus gatal-gatal. Karena dosa yang ditutup-tutupi itu, seperti penyakit kulit, makin lama makin bikin perih. 


Apalagi kalau tiap malam harus tidur di ranjang pensiunan kekuasaan yang empuk, tapi digigiti rasa takut akan terbongkarnya rahasia masa lalu. 


Ini bukan perkara ijazah semata. Ini perkara kejujuran, integritas, dan harga diri republik.


Tapi saya tahu, dalam sejarah republik ini, pemimpin yang mengaku salah itu lebih langka dari macan tutul di Pulau Jawa. Biasanya, mereka lebih suka menyalahkan setan, mantan, atau oposisi. 


Lebih suka bikin drama seolah sedang dizalimi oleh rakyatnya sendiri. Padahal, yang menzalimi rakyat itu ya mereka yang memimpin dengan dusta.


Jokowi bisa saja tetap diam, pura-pura tuli terhadap suara Kasmujo, dan berharap isu ini surut ditelan berita-berita lain. Tapi sejarah tidak bisa dihapus dengan gergaji listrik. 


Ia akan tetap mencatat, bahwa di tengah gemuruh slogan “merakyat,” kita pernah dipimpin oleh seorang pria yang bahkan untuk menyodorkan ijazah pun perlu bantuan pengacara.


Tinggal kita tunggu, apakah beliau akan membuka mulut dengan jujur, atau terus menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal. 


Sebab kalau tidak jujur sekarang, nanti akan lebih malu ketika rakyat menulis sejarah sendiri — bukan dari buku teks, tapi dari luka dan ingatan.


Wallahu a’lam bis showab.

Halaman:

Komentar

Terpopuler