"Deni inilah yang terus memprakarsai pertemuan dengan orang-orang di Pasar Pramuka," ungkap Beathor.
Namun, drama sesungguhnya terjadi setelah kemenangan diraih. Janji yang telah diucapkan, menurut Beathor, tak pernah ditepati.
Posisi empuk sebagai orang nomor satu di PD Pasar Jaya yang telah di depan mata, mendadak sirna.
Deni, yang mengharapkan posisi direktur utama, justru hanya ditawari jabatan komisaris, sebuah posisi yang dinilainya tidak sepadan dengan risiko dan pekerjaan yang telah ia lakukan. Penawaran itu pun ditolaknya mentah-mentah.
Kegagalan menepati janji ini, lanjut Beathor, memicu perpecahan hebat di antara lingkar dalam tim pemenangan.
Hubungan antara Deni Iskandar dan Prasetyo Edi Marsudi seketika retak.
"Prasnya marah. 'Brengsek tuh si Deni,' katanya. Deni bilang, 'Yang brengsek Pras, enggak nepatin janji'," tutur Beathor, menirukan kembali pertikaian yang terjadi di antara kedua rekannya itu.
Kisah yang diungkapkan oleh Beathor Suryadi ini menambah babak baru yang lebih kompleks dalam saga isu ijazah Jokowi.
Jika sebelumnya tudingan hanya mengarah pada keaslian dokumen, kini isu tersebut terseret ke dalam dugaan konspirasi politik, janji jabatan, dan pengkhianatan di lingkaran terdekat kekuasaan.
Sosok Deni Iskandar kini menjadi pusat perhatian, sebagai orang yang disebut tahu betul rahasia besar itu namun berakhir menjadi korban dari janji politik yang tak terpenuhi.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur