'Gibran Viral Terus, Tapi Kita Butuh Apa Sih Dari Wapres?'
Nama Gibran kayaknya nggak pernah absen dari lini masa. Mulai dari gaya bicaranya yang datar, ekspresi mukanya waktu debat, sampai cara dia jawab pertanyaan media, semuanya pernah jadi bahan konten.
Bahkan ada yang bilang, "Gibran nggak usah ngapa-ngapain juga udah viral." Tapi setelah viral, publik nanya: “Sebenernya, Gibran kerja apa sih?”
Ini bukan soal nyinyir. Justru sebaliknya, kita pengen tahu dan pengin percaya bahwa posisi Wakil Presiden itu bukan cuma pajangan. Karena kalau cuma jadi figuran politik, terus buat apa ada Wapres?
1. Viral = Dikenal, Tapi Belum Tentu Didengar
Di era sekarang, viral itu gampang. Tinggal bikin video absurd 30 detik, kasih caption nyeleneh, upload, selesai.
Tapi jadi pemimpin yang didengerin? Itu butuh waktu dan kepercayaan.
Gibran memang punya panggung besar. Tapi sampai sekarang, publik masih bingung: isunya apa? Fokus kerjanya di mana?
Apa yang sedang dia perjuangkan? Kita ngerti, mungkin belum banyak yang bisa dilakukan karena baru menjabat.
Tapi kalau dari awal udah nggak ada arah, gimana orang bisa ngerti mau dibawa ke mana?
Warga tuh nggak nuntut yang muluk-muluk. Cuma pengin tahu: apa peran Wapres buat hidup kita? Apakah cuma ngikutin Presiden?
Atau sebenarnya punya agenda sendiri yang bisa bantu jawab keresahan anak muda, kayak lapangan kerja, pendidikan yang makin mahal, sampai isu kesehatan mental yang makin nyata?
Kalau Wapres bisa mulai dari situ aja, publik pasti pelan-pelan bakal denger. Karena jujur, banyak dari kita sebenarnya pengen percaya. Tapi yang kita lihat sekarang, Gibran lebih sibuk jadi bahan editan video ketimbang bahan diskusi serius.
2. Wapres Bukan Ban Serep
Kita tahu kok, dalam sistem presidensial, posisi Wakil Presiden sering dianggap "cadangan".
Tapi kalau cuma jadi pengganti saat Presiden berhalangan, itu terlalu sempit. Harusnya Wapres bisa lebih aktif, lebih vokal, dan lebih kelihatan kontribusinya.
Apalagi Gibran masih muda. Harapan orang justru tinggi. Banyak yang ngira Gibran bakal lebih bisa deket sama isu anak muda karena “ngalamin juga.”
Artikel Terkait
Erick Thohir Dituding Sebagai Manipulator Publik, Benarkah?
5 Cara Ampuh Mengamankan Transaksi Digital di Game Online
Luhut Usul Family Office Pakai APBN, Purbaya Menolak: Bangun Saja Sendiri!
Anak Riza Chalid Divonis Rugikan Negara Rp285 T dalam Kasus Korupsi Minyak Pertamina