Olivia juga menolak opsi kerja di luar negeri karena perbedaan regulasi dan risiko yang harus ditanggung secara pribadi.
"Meskipun pemerintah menjamin, tetap saja risikonya besar. Jadi aku enggak mau," tegasnya.
Kritik Banyaknya WNA Kerja di RI
Rika Wulansari (40), pedagang di Solo, juga menilai pernyataan Karding tidak menyelesaikan masalah pengangguran di dalam negeri.
"Seharusnya pengangguran itu dipikirkan pemerintah sendiri dong. Masa malah disuruh ke luar negeri?" ujarnya.
Meski mengakui bahwa pendapatan di luar negeri lebih tinggi, ia menilai hal tersebut serupa dengan menjual tenaga kerja ke luar negeri.
"Harusnya pemerintah Indonesia menyiapkan lapangan kerja yang lebih banyak," katanya.
Rika juga mempertanyakan kebijakan pemerintah yang justru mendatangkan tenaga kerja asing ke Indonesia.
"Rakyat sendiri disuruh keluar, tapi (warga) negara lain disuruh masuk kerja ke sini. Kan lucu," tambahnya.
Perlu Jaminan Bagi Pekerja Migran
Sementara itu, Fernanda Yoga (27), memiliki pendapat berbeda.
Ia menilai kerja ke luar negeri sah-sah saja dilakukan mengingat sulitnya mencari pekerjaan di Indonesia.
"Sekarang mau ngelamar kerja aja susahnya minta ampun," ujar Fernanda.
Menurutnya, banyak lulusan perguruan tinggi yang belum terserap di pasar kerja, sehingga kerja ke luar negeri menjadi solusi realistis.
"Kalau ada kemauan dan dukungan, kerja di luar negeri sah-sah saja. Mungkin peluangnya juga lebih bagus," tambahnya.
Meski begitu, ia menekankan pentingnya peran negara dalam memastikan keamanan dan fasilitas bagi pekerja migran.
"Tergantung fasilitas dari negara dan kemauan kita sendiri, mau berangkat ke luar negeri atau tidaknya," tutupnya.
Sumber: Kompas
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur