Menurutnya, Jokowi perlu mengabulkan keinginan publik dan dorongan dari PDIP agar reshuffle benar-benar dilakukan dalam waktu dekat ini.
Ritonga juga curiga, apa yang disampaikan politikus PDIP Masinton Pasaribu yang meminta Jokowi segera merombak menterinya bukan sekadar mewakili pribadinya saja.
Dia menduga, suara yang disampaikan Masinton bisa disimpulkan sebagai pesan yang berasal dari PDIP. Apalagi, kata dia, banteng sudah cukup kesal dengan wacana reshuffle yang selalu batal.
"PDIP sepertinya menilai Jokowi tak berani menertibkan kabinetnya," kata dia, kemarin.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, Jokowi gamang soal reshuffle. Kata dia, jika melihat kondisi kabinet hari ini, reshuffle kabinet sudah sangat urgen. Banyak menteri yang kinerjanya jeblok. Publik pun dengan gampang bisa menilainya.
Dia menuding, Jokowi sepertinya tidak menjadikan hal tersebut sebagai fokus utama pemerintah. Menurut dia, fokus Jokowi saat ini adalah menyukseskan tiga agenda utama yaitu skenario untuk tiga periode.
"Jadi, agenda ini belum selesai sepertinya. Masih ada upaya untuk menyuarakan kembali," kata Hendri.
Agenda kedua, kata dia, berkaitan dengan skenario pertama. Yaitu, jika skenario pertama tak berhasil, Jokowi memilih untuk memberikan dukungan kepada capres di 2024.
"Ini untuk mengamankan kepentingan politiknya," ujar Hendri.
Hendri menyebut, upaya itu terlihat dari cara Jokowi mulai menggalang kekuatan relawannya. Manuver Jokowi ini, sebenarnya membuat resah elite politik di Tanah Air. "Ini yang membuat pemerintah tidak berjalan harmonis dan isu reshuffle terus dipanaskan," pungkasnya.
Sumber: suara.com
Artikel Terkait
Menteri Era Gus Dur Tak Percaya Jokowi Sarjana: Dia Tidak Mempunyai Kemampuan Bernarasi Teratur dan Fokus
Silfester Dibiarkan Menginjak-injak Hukum dengan Riang Gembira
FAKTA-FAKTA Kematian Wanita Muda Putri Apriyani, Diduga Dibunuh dan Dibakar Oknum Anggota Polisi SN
Ryaas Rasyid: Jokowi Tak Punya Ijazah UGM!