MISTERI Kematian Arya Daru: Pakar Kuliti Metodologi Investigasi Digital Polisi Yang Cacat!

- Kamis, 31 Juli 2025 | 16:30 WIB
MISTERI Kematian Arya Daru: Pakar Kuliti Metodologi Investigasi Digital Polisi Yang Cacat!

POLHUKAM.ID - Di tengah duka yang menyelimuti kematian diplomat muda, Arya Daru Pangayunan, muncul suara kritis yang menyoroti kejanggalan dalam penyelidikan polisi.


Pakar telematika Abimanyu secara terbuka menyebut kesimpulan polisi yang mengarah pada bunuh diri adalah sebuah langkah yang "terlalu cepat" dan "prematur".


Menurut Abimanyu, dengan barang bukti yang telah dilempar ke publik, terutama rekaman CCTV, keputusan tersebut justru melahirkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.


Ia menuding polisi telah melakukan transparansi yang "setengah-setengah", sebuah langkah yang menurutnya justru menjadi bumerang.


"Keputusan kepolisian kan kalau di berbagai media sudah saya sampaikan bahwa kayaknya terlalu cepat menyampaikan bahwa itu adalah kasus bunuh diri ya. Nah, kenapa saya bilang terlalu cepat? Karena mengingat dari berbagai barang bukti yang saat ini sudah disampaikan kepada publik ya dengan runtutan yang seperti itu kesimpulan untuk menganggap bahwa yang bersangkutan bunuh diri itu terlalu prematur," ujar Abimanyu dikutip dari Youtube Intens Investigasi.


Ironi CCTV: Momen Krusial Nihil, Aksi Buang Sampah Viral


Kritik paling tajam dari Abimanyu tertuju pada penggunaan bukti rekaman CCTV oleh pihak kepolisian. 


Ia menilai ada sebuah ironi yang sangat aneh. 


Polisi gagal menyajikan rekaman-rekaman paling krusial yang bisa membangun kronologi utuh, namun justru menyebarkan rekaman yang sifatnya sangat sepele.


Pakar telematika ini mempertanyakan mengapa tidak ada informasi visual saat korban berangkat dari kos menuju kantornya di Kemenlu, atau saat ia kembali. 


Padahal, momen-momen ini adalah kunci untuk memastikan pergerakan korban sepanjang hari nahas tersebut.


"Tetapi justru hal yang paling remeh-temeh urusan seorang korban ini buang sampah itu disebarkan kepada publik. Ini kan sesuatu yang aneh. Hal yang penting aja tidak bisa sampaikan tapi hal yang biasa banget itu bisa disampaikan," sentilnya.


Ia meyakini bahwa rekaman-rekaman krusial tersebut seharusnya masih tersimpan dalam sistem perekam di lokasi.


Halaman:

Komentar

Terpopuler