Israel dikabarkan tengah melobi Sudan Selatan agar bersedia menampung warga Palestina dari Jalur Gaza yang hingga kini masih digempur habis-habisan oleh militer Tel Aviv.
Berdasarkan tiga sumber yang berbicara secara anonim, belum ada kesepakatan apapun antara kedua pihak, namun lobi-lobi intensif masih terus dilakukan pejabat Tel Aviv.
Jika rencana ini terealisasi, warga Gaza dipaksa meninggalkan rumah dan tanah airnya sendiri dengan dalih rekonstruksi wilayah dan "hidup yang lebih baik".
Namun, Sudan Selatan sendiri merupakan negara di jantung Afrika yang masih dihantui konflik politik dan etnis berkepanjangan.
Kabar mengenai pembicaraan Israel–Sudan Selatan pertama kali dilaporkan Associated Press dengan mengutip enam orang yang mengetahui langsung persoalan tersebut.
“Isu relokasi Palestina ini kemungkinan dibicarakan saat Menlu Sudan Selatan Monday Semaya Kumba berkunjung ke Israel bulan lalu,” kata sumber tersebut.
Hingga kini, kantor PM Israel Benjamin Netanyahu maupun Kementerian Luar Negeri Israel belum memberi komentar. Hal serupa juga dilakukan Kemenlu AS yang menolak membicarakan percakapan diplomatik tertutup.
Lobi Israel dengan Sudan Selatan ini mencuat bersamaan dengan wacana pemerintah Indonesia menampung ribuan pengungsi Gaza di Pulau Galang.
Sejumlah pengamat dan aktivis HAM menilai, meski terkesan sebagai langkah kemanusiaan, inisiatif itu justru bisa memuluskan agenda Israel dan Amerika Serikat untuk mengosongkan Jalur Gaza.
Netanyahu sebelumnya secara terbuka menyatakan niat memperluas kendali militer Israel di Gaza. Bahkan awal pekan ini ia kembali menegaskan bahwa warga Palestina "lebih baik meninggalkan wilayah itu secara sukarela".
Rencana relokasi ini langsung ditolak tegas oleh para pemimpin Arab dan dunia internasional. Warga Palestina sendiri menyebut gagasan tersebut sebagai "Nakba baru", merujuk pada tragedi 1948 ketika ratusan ribu orang terusir dari tanah mereka akibat perang Arab-Israel.
Anggota Komite Eksekutif PLO, Wasel Abu Youssef, menegaskan bahwa kepemimpinan dan rakyat Palestina menolak keras setiap upaya pemindahan mereka ke Sudan Selatan atau ke negara manapun. Pernyataan serupa juga dikeluarkan kantor Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Kamis lalu.
Sumber: rmol
Foto: Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. (Foto: Associated Press)
Artikel Terkait
Kaesang Pangarep: Orang Indonesia Harus Merdeka dari Kebodohan
Rusia Gempur Ukraina Pakai Puluhan Drone Saat Trump-Putin Gagal Deal Gencatan
KKN Era Jokowi dan Oligarki jadi Beban Prabowo
Tiga Kader Kawakan PDIP Login ke PSI, Kaesang: Kami Bersyukur