Dia justru mengakui peran besarnya dalam kampanye romusa dan menyadari betapa pahit dampaknya.
Pria kelahiran 1901 itu mengaku awalnya percaya pada janji Jepang. Para romusha dijanjikan upah layak dan gelar sebagai pahlawan kerja.
Tapi, kenyataan jauh dari harapan. Mereka dijadikan budak.
"Akulah salah seorang yang ditunjuk untuk mendaftarkan mereka. [...] Dalam kenyataannya, aku, Soekarno, yang mengirim mereka pergi bekerja. Ya, akulah orangnya. Aku mengirim mereka berlayar menuju kematian. Ya, ya, ya, ya, akulah orangnya. Aku membuat pernyataan-pernyataan untuk mendukung pengerahan romusa," terang Soekarno.
Lebih jauh, Soekarno menjelaskan bahwa keputusannya bekerja sama dengan Jepang bukan tanpa pertimbangan.
Dalam situasi saat itu, dia melihat hanya ada dua pilihan, yakni melawan Jepang atau bekerja sama.
Dia lantas memilih jalan kedua, yakni kerja sama, dengan pertimbangan jangka panjang kemerdekaan Indonesia.
"Dan akulah yang memberikan mereka kepada orang Jepang. Rasanya mengerikan sekali, bukankah begitu?" tuturnya.
Sejarawan John David Legge dalam bukunya Sukarno: A Political Biography (1973), menilai pilihan Soekarno menjadi kolaborator Jepang bisa dipahami dalam konteks perjuangan politik saat itu.
Kolaborasi itu adalah bagian dari strategi besar. Berpura-pura bersahabat agar bisa mendapatkan kemerdekaan di akhir perang.
Soekarno pun menyadari tudingan terhadap dirinya akan terus hidup.
Namun dia tak merasa perlu membela diri secara panjang lebar. Baginya, sejarah akan bicara lebih adil.
"Tidak jadi soal kalau ada yang menyebutku kolaborator, karena aku tidak perlu membutkikan kepada mereka atau kepada dunia apa yang telah kulakukan. [...] sejarahlah yang akan membersihkan namaku," ungkapnya.
Sumber: CNBC
Artikel Terkait
Irak vs Indonesia: Kekalahan 0-1 Gagalkan Mimpi Garuda ke Piala Dunia 2026
Prajurit TNI Gugur Diserang OPM Saat Anjangsana, Ini Kronologinya
Solidaritas Palestina Menggema di Patung Kuda: Ratusan Bendera Berkibar, Kecaman terhadap Israel Bergaung
DPR Soroti IMB: Kementerian PU Akan Bangun Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Pakai APBN