HOT ISSUE! Terungkap Siasat Geng Solo: Gibran Akan Gunting Prabowo, Duduki Tahta Kursi Presiden RI

- Senin, 01 September 2025 | 20:40 WIB
HOT ISSUE! Terungkap Siasat Geng Solo: Gibran Akan Gunting Prabowo, Duduki Tahta Kursi Presiden RI


HOT ISSUE! Terungkap Siasat Geng Solo: Gibran Akan 'Gunting' Prabowo, Duduki Tahta Kursi Presiden RI


Oleh: Karyudi Sutajah Putra

Analis Politik Konsultan & Survei Indonesia (KSI)


Ada pemandangan ganjil ketika Presiden Prabowo Subianto menggelar konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Ahad (31/8/2025): tak ada Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di sana.


Yang mendampingi Prabowo di samping kanan-kiri adalah Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan, Ahmad Muzani, Ketua MPR dari Partai Gerindra, Ketua DPR Puan Maharani, Ketua DPD Sutan Najamuddin, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Eddie Baskoro Yudhoyono, dan Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid.


Keganjilan lainnya adalah keberadaan Megawati di sana. Sebab, PDIP tak punya wakil di Kabinet Merah Putih.


Keganjilan lainnya lagi adalah ketiadaan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep, adik kandung Gibran di lokasi. Padahal PSI punya banyak wakil di Kabinet Merah Putih.




Dalam konferensi pers khusus merespons aksi demonstrasi yang terjadi di Jakarta dan beberapa kota lainnya di Indonesia sepanjang 25-30 Agustus 2025 itu, Prabowo tampil dengan kekuatan penuh karena didampingi tiga pimpinan lembaga legislatif, yakni Ahmad Muzani, Puan Maharani dan Sutan Najamuddin.


Saat Prabowo menggelar pertemuan dengan pimpinan 10 ormas keagamaan di kediaman pribadinya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/8/2025), Gibran juga tak terlihat mendampingi Prabowo.


Spekulasi liar pun muncul: Gibran dan ayahandanya, Presiden ke-7 RI Joko Widodo diduga terkait dengan aksi-aksi demo yang berlangsung ricuh itu.


Keberadaan Megawati dan ketiadaan Kaesang di samping Prabowo menegaskan spekulasi liar itu. Lawan dari lawan adalah kawan. 


Kawan dari lawan adalah lawan. Mungkin karena itulah Prabowo mengundang Megawati di satu pihak, dan tidak mengundang Kaesang di lain pihak. 


Sejak Pemilihan Presiden 2024, Megawati telah pecah kongsi dengan Jokowi. Kini, dispekulasikan Prabowo telah benar-benar pecah kongsi dengan Jokowi.


Jika aksi demonstrasi yang berlangsung ricuh itu terus berlanjut, maka ada kemungkinan Prabowo akan jatuh sebagaimana Soekarno dan Soeharto.


Dalam aksi-aksi demonstrasi tahun 1966, seorang demonstran bernama Arief Rachman Hakim tewas tertembak. Bung Karno akhirnya jatuh.


Dalam aksi-aksi demonstrasi tahun 1998, 4 mahasiswa Universitas Trisakti tewas tertembak. Pak Harto akhirnya jatuh.


Arab Spring juga dipicu oleh tewasnya Mohamed Bouazizi, seorang pedagang sayur yang gerobaknya dirampas seorang polisi wanita di Tunisia lalu bakar diri sebagai bentuk protes. Kerusuhan akhirnya menjalar ke negara-negara Arab lainnya seperti Mesir dan Libya.


Dalam aksi demonstrasi di Jakarta, Kamis (28/8/2025), seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan (21) tewas terlindas mobil Rantis Brimob Polri.


Akankah Prabowo jatuh? Bisa jadi. 


Terutama kalau aksi-aksi demonstrasi ricuh terus berlanjut. 


Sebab itulah, Prabowo, Ahad (31/8/2025), mengumpulkan pimpinan-pimpinan partai politik yang dilanjutkan dengan sidang kabinet di Istana Negara untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi.


Prabowo telah menginstruksikan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bertindak tegas terhadap demonstran yang melanggar hukum.


Prabowo juga mendapat kepastian dari Puan Maharani bahwa segala kenaikan tunjangan DPR akan dievaluasi atau dibatalkan. 


Pun, dilakukan moratorium kunjungan keluar negeri baik bagi menteri maupun anggota DPR.


Tidak itu saja. Prabowo juga mendapat kepastian dari pimpinan-pimpinan parpol yang telah memecat kadernya di DPR yang telah menyampaikan pernyataan keliru sehingga memicu aksi unjuk rasa.


Nasdem telah menonaktifkan dua kadernya dari DPR, yakni Ahmad Sahroni dan Nafah Urbach. 


PAN juga telah memecat dua kadernya dari DPR, yakni Eko Patrio dan Uya Kuya.


Yang belum jelas adalah Gerindra, apakah akan memecat Rahayu Saraswati dari DPR atau tidak. 


Keponakan Prabowo ini juga kedapatan joget-joget saat Sidang Tahunan MPR, 15 Agustus lalu sebagaimana Eko Patrio dan Uya Kuya.


Aksi-aksi unjuk rasa akhir Agustus ini disinyalir baru pemanasan. Aksi-aksi demo yang lebih besar disinyalir akan digelar September nanti. 


Apalagi di bulan depan Prabowo ada agenda keluar negeri, yakni ke Tiongkok tanggal 4 September, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tanggal 25 September untuk berpidato dalam sidang Majelis Umum.


Prabowo telah membatalkan rencana kunjungannya ke Tiongkok untuk fokus pada masalah dalam negeri. 


Namun bekas Komandan Jenderal Kopassus itu belum membatalkan agendanya ke PBB di New York, Amerika Serikat.


Dikhawatirkan, saat hendak kembali ke Tanah Air, Prabowo diadang demonstran di bandar udara sehingga pesawatnya tak bisa mendarat. Prabowo bisa jatuh.


Sesuai ketentuan Pasal 8 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, jika Presiden berhalangan tetap maka kedudukannya digantikan oleh Wapres. 


Di sinilah muncul spekulasi liar Gibran hendak “menggunting dalam lipatan” Prabowo.


Sebab itulah masuk akal bila Prabowo tidak melibatkan Gibran atau Jokowi dalam pertemuannya dengan pimpinan ormas keagamaan dan parpol, 30-31 Agustus 2025.


Benarkah? Biarlah waktu yang menjawab! ***

Komentar