Tuntutan sebenarnya berakar dari akumulasi kekecewaan dan kemarahan publik atas pelbagai kebijakan pemerintah.
Di tengah ekonomi yang sulit, pemerintah agresif menaikkan tarif pajak dan hendak menerapkan pelbagai pungutan atas transaksi masyarakat.
Pada saat target penerimaan pajak tak tercapai akibat pertumbuhan melambat dan utang menumpuk, pemerintah memotong anggaran lalu mengalihkannya untuk proyek-proyek prioritas yang membutuhkan uang besar. Pada saat bersamaan, pemerintah menaikkan tunjangan anggota DPR.
Kemarahan publik meluas dan membesar ketika Affan Kurniawan, pengemudi ojek online, tewas dilindas kendaraan taktis Brigade Mobil ketika berada dalam kerumunan massa demonstrasi.
Setelah itu, sepuluh orang lain menyusul kehilangan nyawa. Mau bersuara saja para pembayar pajak dan pemilik suara ini dihadang, dilindas, dan dibunuh.
Lalu Prabowo meminta kita mempercayainya.
Laporan utama pekan ini mencoba membuktikan tuduhan Hendropriyono dan Prabowo tentang aktor-aktor yang menunggangi demonstrasi.
Kerusuhan dan penjarahan rumah para politikus yang mengejek kritik publik memang terlihat ganjil dilakukan para demonstran yang marah terhadap perilaku elite dan kebijakan.
Penelusuran kami menemukan bukan antek asing apalagi teroris yang menggerakkan kerusuhan.
Dalam video yang beredar, polisi menangkap orang-orang terduga provokator yang ternyata anggota badan intelijen Tentara Nasional Indonesia. Mereka bergerak rapi, terstruktur, dan memiliki ciri yang seragam.
Kami mencoba menyelisik motifnya. Tuduhan makar mungkin ada benarnya.
Proposal darurat militer untuk mencegah keadaan makin kacau masuk ke meja Presiden setelah demonstrasi makin membesar.
Jika opsi ini dipilih, posisi Prabowo jelas terancam. Militer bisa mengambil alih kekuasaan dengan dalih memulihkan keamanan.
Jadi bukan antek asing atau pemain luar, apalagi jaringan teroris, yang memicu kerusuhan demonstrasi.
Mereka adalah aparatur negara yang seharusnya menjaga keamanan dan keselamatan para demonstran yang sedang menunaikan hak konstitusional dalam negara demokrasi. Tentara dan polisi adalah alat negara, bukan boneka penguasa.
βIni pasti ditunggangi!β β
ππ
Nyambung kesini https://t.co/SsJM370fVS
Sumber: Tempo
Artikel Terkait
Polisi Gerebek Pesta Gay di Surabaya, Ini Kronologi Lengkap yang Berawal dari Laporan Warga
Bocoran Dokumen hingga Pengacara! 4 Kesamaan Mengejutkan Proses Perceraian Andre Taulany dan Baim Wong
Sengkarut Utang Whoosh: Alasan Jokowi Tegaskan KCJB Bukan untuk Cari Untung
Satu Kembali, Sisanya Hilang: Daftar Lengkap Perhiasan yang Dicuri dari Louvre Paris