POLHUKAM.ID - Tragedi kemanusiaan di balik program ambisius Makan Bergizi Gratis (MBG) kini tak lagi menjadi konsumsi domestik.
Media-media internasional ternama mulai menyoroti rentetan kasus keracunan massal yang menimpa ribuan siswa sekolah di Indonesia, menjadikan isu ini perhatian dunia.
Hingga pertengahan September 2025, angka korban keracunan akibat menu MBG telah melampaui 5.000 siswa, sebuah catatan kelam yang memaksa Istana Kepresidenan akhirnya buka suara.
Di tengah tekanan publik dan sorotan global, pemerintah melalui Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyampaikan permohonan maaf secara terbuka.
Prasetyo menegaskan bahwa insiden yang terjadi di berbagai daerah ini bukanlah sesuatu yang disengaja oleh pemerintah.
Namun, ia memastikan program andalan ini akan tetap berjalan, meskipun dengan janji evaluasi menyeluruh bersama Badan Gizi Nasional (BGN) dan pemerintah daerah.
"Tentunya kami atas nama pemerintah dan mewakili Badan Gizi Nasional, memohon maaf karena telah terjadi kembali beberapa kasus di beberapa daerah. Yang tentu saja itu bukan sesuatu yang kita harapkan dan bukan sesuatu kesengajaan," ujar Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (19/9/2025).
Ia juga menambahkan bahwa sanksi tegas akan dijatuhkan pada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terbukti lalai.
Sorotan Tajam Media Internasional
Skala masalah yang masif ini dengan cepat menarik perhatian media asing, yang mempertanyakan pengawasan dan standar keamanan dari program bernilai ratusan triliun rupiah ini.
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur